TUGAS, FUNGSI DAN PERAN FASILITATOR DESA

Fasilitator Desa mempunyai tugas:
1. Mengikuti Kegiatan Persiapan
a. Pelatihan FD
b. Sosialisasi Desa : Pelaksanaan Fisik Konstruksi Tahun 2010
c. Sosialisasi Desa : Pelaksanaan Perencanaan Tahun 2011
d. Penyebarluasan Informasi Perencanaan Tahun 2011
2. Mendampingi LKD dalam melaksanakan Konstruksi Fisik
a. Pelaksanaan Konstruksi Fisik dan On The Job Training (OJT)
b. Pembentukan KPP
c. Serah Terima Prasarana dari Pemda ke Desa dan KPP
3. Mendampingi KDS dalam melaksanakan Perencanaan Tahunan
a. Diskusi KDS untuk Review Penjaringan Aspirasi Masyarakat
b. Rapat Desa untuk Review dan Finalisasi Usulan Kegiatan Desa
c. Penunjukan Wakil Desa dan KDS untuk Pramusrenbang Kecamatan
d. Sosialisasi PIK kepada seluruh Desa dan KDS
e. Survei dan Identifikasi Kemampuan LKD serta Survei dan Investigasi Teknis
f. Penunjukan wakil Desa dan KDS untuk Forum Kesepakatan Atas Paket dan Calon LKD
g. Sosialisasi Hasil Kesepakatan Paket dan Calon LKD kepada seluruh
Desa dan KDS

Dalam rincian tugas tersebut terlihat bahwa seorang Fasilitator Desa mempunyai fungsi dan peran sebagai pendamping dan fasilitator dalam tahapan kegiatan di desa, baik dalam pelaksanaan pembangunan fisik infrastruktur dan review atas proses perencanaan desa.

Memfasilitasi berasal dari kata bahasa Inggris "Facilitation" yang mempunyai arti "membuat sesuatu menjadi mudah". Secara umum pengertian "facilitation" (fasilitasi) dapat diartikan sebagai suatu proses "mempermudah" sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu sedangkan orang yang "mempermudah" disebut dengan "Fasilitator" (Pemandu).

Nilai-nilai penting dalam memfasilitasi

 Demokrasi : Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk ikut ambil bagian dalam proses dimana dia menjadi peserta tanpa prasangka; perencanaan untuk pertemuan apa saja terbuka luas dan dilakukan secara bersama-sama oleh fasilitator dan para peserta; agenda dirancang untuk memenuhi kebutuhan para peserta dan terbuka terhadap perubahanperubahan para peserta; dan untuk jangka waktu selama fasilitator bekerja dengan mereka itu, tidak ada struktrur organisasi secara hirarkis yang berfungsi.

 Tanggung Jawab : Sebagai fasilitator, bertanggungjawab terhadap rencana yang sudah dibuat, apa yang dilakukan, dan bagaimana hal ini membawa pengaruh pada isi, partisipasi dan proses pada pembahasan itu. Fasilitator juga bertanggungjawab atas dirinya sendiri dan apa yang terjadi pada fasilitator. Fasilitator harus sensitif terhadap bagaimana dan seberapa besar para peserta bersedia dan mampu memikul tanggungjawab pada setiap pertemuan. Melalui pengalaman, para peserta dapat belajar memikul tanggungjawab yang semakin besar.

 Kerjasama : Fasilitator dan para peserta bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama mereka. Orang mungkin akan mengatakan bahwa kepemimpinan adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang terhadap sebuah kelompok. Sedangkan fasilitasi / memandu adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang bersama dengan sebuah kelompok.

 Kejujuran : Fasilitator mewakili secara jujur nilai-nilai dirinya sendiri, perasaan, keprihatinan dan prioritas dalam bekerja bersama seluruh peserta pelatihan, dan fasilitator seharusnya menentukan suasana bagi suatu harapan akan kejujuran dari seluruh peserta. Ini juga berarti bahwa fasilitator harus jujur dengan dan terhadap peserta dan terhadap dirinya sendiri menyangkut apa saja yang mejadi kemampuan fasilitator. Fasilitator harus

mewakili dirinya sendiri secara adil dan tidak berusaha untuk berbuat terlalu jauh melampaui kemampuannya sendiri dalam peranan sebagai fasilitator.

 Kesamaan Derajat : Setiap anggota mempunyai sesuatu yang dapat disumbangkan pada peserta pelatihan dan perlu diberikan kesempatan yang adil untuk melakukan hal itu; Fasilitator menyadari bahwa dia dapat belajar dari para peserta sebesar apa yang mereka bisa pelajari dari fasilitator.

Pada saat yang sama, setiap peserta mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan untuk tidak ikut ambil bagian pada pokok bahasan tertentu dalam suatu pertemuan atau pelatihan. Sebagai fasilitator, seorang FD dituntut untuk dapat memiliki pengetahuan teknis apa yang menjadi tujuan dan tugas dari lembaga/kelompok yang akan didampinginya. Proses ‘belajar’ FD ini memerlukan pendampingan dari konsultan pendamping seperti Tenaga Teknis Lapangan dan Fasilitator Kecamatan. Ketrampilan teknis tersebut misalnya : teknis konstruksi infrastruktur, administrasi LKD, proses penjaringan aspirasi masyarakat, dll.

Hal-hal tersebut yang mendasari pentingnya dilakukan pelatihan dan pendampingan kepada para FD ini. Fasilitator Kecamatan beserta Tenaga Teknis lapangan dengan dikoordinir oleh KMT dan KMP melakukan pendampingan pelatihan FD ini.

Pelatihan FD dilaksanakan untuk memberikan penguatan/pembekalan dalam hal:
 Pengetahuan, wawasan/wacana
 Ketrampilan

Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan kapasitas, diharapkan setelah mengikuti pelatihanakan akan terjadi :

 Peningkatan pemahaman
 Peningkatan ketrampilan
 Perubahan sikap dan perilaku
Mendesain Pelatihan Fasilitator Desa Untuk menyelenggarakan suatu pelatihan, minimal ada 3 tahapan yang harus dilakukan, yaitu :
1. Penjajagan Kebutuhan Pelatihan
2. Merancang Materi Pelatihan
3. Pengorganisasian Pelatihan
1. Melakukan penjajagan kebutuhan pelatihan (Training Needs Assessment) :
a. Identifikasi peserta
- peserta baru : jenis pelatihan yang diberikan : orientasi, pelatihan pratugas
- peserta lama : penyegaran, IST, OJT
b. Identifikasi kapasitas peserta
c. Identifikasi kebutuhan materi yang relevan
2. Merancang Materi Pelatihan :
a. Membuat matriks kurikulum
b. Membuat jadwal
c. Menyusul modul (lessonplan)
3. Pengorganisasian pelatihan
a. Persiapan/konsolidasi, meliputi : menyusun skenario, bagi tugas, persiapan materi/bahan presentasi, metode, pemantapan teknik fasilitasi/simulasi, dll)

b. Pelaksanaan teknis, meliputi : kebutuhan akomodasi, konsumsi, ruangan/kelas, peralatan, ATK,  penggandaan materi, dll)

c. Proses fasilitasi : kesiapan dan kemampuan pelatih, kesiapan dan daya serap peserta, media fasilitasi, dll)