TRANSPORTASI DALAM MENDUKUNG PEREKONOMIAN KOTA MAKASSAR

Sabtu, 08 Mei 2010
Kegiatan masyarakat terutama masyarakat perkotaan sangat tergantung dengan system transportasi. Mobilitas yang sangat tinggi menuntut adanya sarana dan prasarana transportasi. Disegala aspek kegiatan transportasi menjadi pendukung yang sangat vital. Kebutuhan efektifitas dan efisiensi menjadikan transportasi sebagai tulang punggung kegiatan masyarakat perkotaan.



Tuntutan kebutuhan masyarakat perkotaan yang sangat tinggi akan transportasi masih banyak yang tidak mendapat dukungan yang memadai dari pengambil kebijakan. Angkutan umum sebagai sarana mobilitas masyarakat tidak mendapat perhatian yang baik, dari sisi kualitas maupun pelayanan. Pemerintah sebagai pemegang otoritas kekuasaan pengaturan system transportasi tidak banyak memahami kebutuhan masyarakat perkotaan.

Dibeberapa kota di Indonesia mempunyai karakteristik yang berbeda- beda. Kota Makassar dengan angkutan petek-petek yang berjumlah sangat banyak, sehingga menimbulkan persaingan perebutan penumpang yang menimbulkan sikap sopir cenderung agresif. Sikap ini menimbulkan dampak ketidaknyamanan bagi pengguna jalan yang lain maupun kemacetan karena berhenti di sembarang tempat. Selain itu perjalanan kendaraan yang tidak taat trayek menambah kesemrawutan angkutan dan pemborosan waktu bagi sebagian penumpang. Meskipun hal ini bagi sebagian masyarakat menjadi satu keuntungan tersendiri karena menjadi service door to door.
Jumlah angkutan petek-petek yang sedemikian banyak perlu dikaji kembali. Terkait dengan dampak kemacetan , penggunaan energy yang sangat banyak, pelayanan, dan pendatan dari pengusaha angkutan itu sendiri.

Kiranya perlu wacanakan penggunaan angkutan umum yang mampu mengangkut penumpang dalam jumlah yang lebih banyak sehingga mampu melayani kebutuhan mobilitas masyarakat Makassar. Pemilihan jenis angkutan umum bus kota bisa menjadi alternative untuk mengurangi jumlah angkutan jenis petek-petek . Dengan jumlah angkutan yang relatif sedikit, maka penggunaan energy dapat di kurangi, mengurangi kemacetan dan pelayanan kepada penumpang dapat ditingkatkan. Selain itu persaingan antar pengusaha angkutan juga tidak terlalu tinggi sehingga pendapatan pengusaha dan sopir juga dapat meningkat.

Pengaturan trayek yang lebih kondusif untuk mendukung kebutuhan warga dalam mobilitas kegiatan serta dukungan terhadap perekonomian wilayah perlu diperhatikan. Sebagai contoh di kota Makassar untuk wilayah Tanjung Bunga, kegiatan perekonomian yang sedang berkembang dengan adanya fasilitas-fasilitas wisata, pusat kegiatan bisnis dan jasa namun tidak mendapat perhatian dari sisi transportasi umum. Dapat kita lihat kegiatan perekonomian di wilayah tersebut kalah dibanding dengan pusat-pusat kegiatan perekonomian di wilayah lain di kota makassar. Mall Tanjung Bunga sangat sepi pengunjung karena akses menuju kawasan tersebut sulit karena tidak ada angkutan umum. Pengunjung Mall atau pelaku bisnis lain hanya bisa sampai di kawasan Tanjung Bunga dengan angkutan pribadi. Aktifitas perekonomian di kawasan tanjung bunga lebih sepi dibanding dengan pusat-pusat bisnis di wilayah lain di kota makasar. Jika hal ini tidak segera di antisipasi oleh pemerintah selaku pemegang otoritas kebijakan, dimungkinkan kawasan Tanjung Bunga tidak berkembang seperti diprediksi oleh banyak pihak meski pembangunan pusat-pusat kegiatan perekonomian banyak dilakukan di kawasan tersebut.

Persoalan lain di kota Makassar terkait dengan system transportasi adalah pemanfaatan ruang yang tidak disertai penegakan aturan yang tegas. Kemacetan banyak terjadi dibeberapa lokasi karena penyalahgunaan ruang. Jalan banyak digunakan sebagai tempat parkir. Sebagai contoh dapat kita lihat di jalan Pengayoman depan toko Alaska. Sepanjang hari dari pagi hingga sore hari sepanjang toko buka terjadi kemacetan. Toko Alaska dengan jumlah pengunjung yang banyak tetapi tidak dilengkapi dengan tempat parkir, sehingga pengunjung memarkir kendaraan di depan toko yang merupakan jalan raya. Arus lalu lintas terhambat oleh kendaraan yang parkir memenuhi badan jalan. Apalagi dengan jumlah pengunjugn yang sangat banyak di hari sabtu, minggu dan hari libur, kemacetan menjadisangat panjang. Dampak negative dari kemacetan ini berupa kebisingan, polusi udara, pemborosan waktu, energy dan stress pengguna jalan.

Penggunaan jalan sebagai prasarana transportasi tentunya telah di atur dalam suatu peraturan. Demikian pula keberadaan toko sebagai bangunan tempat kegiatan ekonomi tentunya ada aturan dalam pendiriannya dengan syarat-syarat tertentu misal kelengkapan sarana parkir yang mendukung aktifitas terkait keberadaan bangunan tersebut. Namun pelanggaran-pelanggran itu tidak mendapat perhatian dari pihak-pihak terkait sehingga tetap berlangsung dan kepentingan masyarakat luas menjadi korban. Penegakan aturan penggunaan jalan dan IMB menjadi focus untuk mengatasi persoalan dalam hal ini. Bangunan toko yang dilengkapi tempat parkir bisa menjadi solusi permaslahan kemacetan di lokasi ini. Dengan adanya tempat parkir yang strategis dan cukup menampung jumlah kendaraan pengunjung sehingga pengunjung tidak lagi memarkir kendaraan di jalan. Dengan demikian tidak lagi terjadi kemacetan di sepanjang jalan pengayoman


*ditulsi berdasarkan pengamatan sehari2 untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem transportasi

0 komentar: On TRANSPORTASI DALAM MENDUKUNG PEREKONOMIAN KOTA MAKASSAR

Posting Komentar

Entri Populer

tempat iklan
Grab this Widget ~ Blogger Accessories
 
bottom