2.1. Di Negara Sedang Berkembang

Jumat, 04 Juni 2010

Pada bagian ini akan dibahas perbandingan beberapa macam dampak lingkungan  yang penting di negara-negara sedang berkembang dengan yang terjadi di negara industri, meskipun tidak diadakan pembedaan yang tegas di antara keduanya. Walaupun telah diketahui ada pengaruh-penga­ruh negatif terhadap lingkungan sebagai akibat dari intervensi manusia, namun pada kenyataannya pembangunan diperlukan untuk memper­baiki kesejahteraan sosial dan ekonomi masya rakat.  Kualitas hidup tidak dapat diperbaiki tanpa perkembangan ekonomi, dengan menjamin penyediaan  pangan dan jasa-jasa esensial di daerah-daerah yang laju pertumbuhan penduduknya tinggi. 

Masalah yang sangat penting di daerah pembangunan ialah bagaimana penggu­naan lahan dan sumberdaya alam lainnya dengan sebaik-baiknya, tanpa mengakibatkan kerusakan atau degradasi yang disebabkan oleh proses- proses seperti pemupukan, pestisida, erosi, perkembangan gurun, atau meluasnya penyakit-penyakit yang berpangkal dari air dan perairan seperti tipus, desentri, hepatitis, dan cacing sistosomiasis. Kultivasi lahan secara berpindah, yang merupakan praktek umum di berbagai penjuru daerah tropika basah, dapat digunakan sebagai teladan ilustratif. Praktek seperti ini apabila tersedia cukup waktu akan memungkinkan ber­langsungnya regenerasi hutan, sehingga memungkinkan pemeliharaan dan pemulihan kesuburan tanah.  Pada masa lalu, faktor-faktor alami (budaya tabu, pandangan dan pola hidup tradisional, gangguan penyakit dan perang) telah berhasil mempertahankan keseimbangan sistem alami.  Akan tetapi dengan ditemukannya obat-obat modern dan nilai-nilai sosial yang baru, laju pertumbuhan penduduk telah meningkat pesat, rasio antara luas lahan dengan populasi penduduk telah menurun dan kondisi keseimbangan orisinal telah terganggu sedemikian rupa sehingga siklus kultivasi tidak memung­kinkan lagi pemulihan kesuburan tanah secara memadai.  Dalam banyak kasus bahkan tidak ada periode pemulihan kesuburan tanah, dan daerah-daerah yang sangat luas telah ditumbuhi oleh vegetasi sekunder dan telah menjadi tidak sesuai lagi untuk penggunaan pertanian

Faktor lain yang telah mempersulit praktek pertanian berpindah ialah bahwa lahan-lahan luas yang secara tradisional dikuasai dan dimiliki oleh penduduk telah diambil alih pemerintah untuk memproduksi kayu hutan atau dikonversi menjadi daerah perkebunan.  Praktek-praktek seperti ini telah ikut menyebabkan lebih rendahnya rasio luas lahan pertanian dengan pupulasi penduduk.  Teknik-teknik pertanian "modern"  yang menggunakan jenis-jenis unggul serealia dan subsidi enerji pupuk dan pestisida telah mmenghancurkan struktur desa-desa tradisional karena terjadinya perubahan distribusi kesejahteraan.  Penduduk yang tidak mempunyai lahan terusir dari desa dan bermigrasi menuju kota-kota besar atau mendaki pegunungan.  Di kota-kota besar para imigran ini telah memperparah masalah pembuangan dan pengelo­laan limbah, penyediaan air bersih, kekurangan perumahan dan penganggu­ran.  Di pegunungan,  mereka telah menebang hutan untuk dipanen hasil kayunya dan dijual, serta membuka lahan-lahan baru untuk digarap; lahan- lahan marjinal ini yang biasanya terletak pada lereng yang curam telah digarap tanpa memperhatikan teknik-teknik konservasi tanah, sehingga erosi telah terjadi secara intensif dan mengakibatkan kemerosotan produk­tivitas tanah; disamping itu, perubahan-perubahan pada  pola aliran air dan siltasi juga telah membahayakan keletarian berbagai bangunan esensial di daerah aliran sungai.

Problem lingkungan di negara-negara yang sedang berkembang jelas berkai­tan dengan pembangunan yang tidak seimbang.  Transfer teknik-teknik yang sekarang digunakan di negara-negara maju belum tentu merupakan cara terbaik untuk mengatasi problematik tersebut.

0 komentar: On 2.1. Di Negara Sedang Berkembang

Posting Komentar

Entri Populer

tempat iklan
Grab this Widget ~ Blogger Accessories
 
bottom