Perbaikan Lokasi TPA dalam rangka Pengelolaan Limbah Padat

Minggu, 27 Maret 2011
Sebagaimana yang dibahas pada Bab 8.3, lokasi pembuangan sampah di TPA
Tamangapa Makassar saat ini sudah hampir penuh dan diperlukan adanya lokasi TPA
yang baru untuk limbah padat yang volumenya semakin meningkat. Dalam rencana
tata ruang wilayah Mamminasata, telah diusulkan agar Kota Makassar dan tiga
kabupaten lainnya melakukan kerjasama di bidang peningkatan prasarana untuk
kepentingan bersama di wilayah metropolitan Mamminasata. Sehubungan dengan hal
tersebut telah disepakati bersama dalam semangat kebersamaan dalam Mamminasata
usulan lokasi TPA yang baru untuk Mamminasata untuk ditempatkan di Kecamatan
Pattallassang Kabupaten Gowa.
1) Justifikasi untuk Implementasi
Volume limbah padat di Makassar dan Maros hingga tahun 2020 akan mencapai sekitar
8,4 juta m3 dengan kepadatan kira-kira 0,4 kg/lit, sebagaimana yang dibahas pada Bab
8.3. Sebagian wilayah di Kabupaten Maros dan Takalar yang dekat dengan
Pattallassang diharapkan dapat juga memanfaatkan TPA Pattallassang jika dan
manakala dibutuhkan. Dari perhitungan volume limbah padat dibutuhkan TPA seluas
kira-kira 90 ha.
Lokasi di Pattallassang adalah seluas 210 ha dan saat ini dimanfaatkan sebagai kebun
campuran, sawah dan hutan campuran. Tata guna lahan di Pattallassang sebagaimana
diatur oleh dalam atat ruang kabupaten adalah untuk kawasan industri. Kondisi
topografi dan geologi tidak memiliki masalah spesifik dalam konstruksi meskipun
lapisan geologinya masih perlu diteliti lebih jauh. Lokasi Pattallassang dapat
digunakan bukan hanya untuk TPA tetapi juga untuk lokasi industri antara lain industri
terkait daur ulang.
Uji lingkungan awal, sebagaimana yang diperlihatkan pada Tabel 11.3, menunjukkan
bahwa perlu dilakukan Analisis Dampak Lingkungan terutama untuk bau busuk dan
pencemaran air oleh cairan lindi
Dalam desai TPA saniter perlu diantisipasi berbagai tindakan pencegahan dan
pengurangan dampak. Untuk mencegah bau, perlu dilakukan penutupan dengan tanah
setiap hari, dan penyediaan sistem ventilasi gas. Sistem pengumpulan dan pengolahan
air lindi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi air permukaan dan air
bawah tanah. Ruang hijau juga akan didesain untuk mengurangi dampak dan
meningkatkan keindahan lansekap di sekitar lokasi.
2) Desain Awal
Sistem TPA semi-aerobik diusulkan dengan metode cell and push-up melalui
penutupan tanah harian. Setelah diturunkan dari truk pengumpul, limbah padat
diratakan dengan menggunakan bulldozer dan dipadatkan dengan menggunakan
compactor. Penutupan harian dengan tanah dilakukan untuk mencegah terjadinya bau,
dan cairan lindi akan diolah guna mengamankan kualitas air. Jika TPA telah penuh dan
selesai digunakan akan dimanfaatkan sebagai taman rekreasi atau lapangan olah raga.
Desain awal TPA Pattallassang adalah seperti tercantum pada Gambar 11.6.

Daerah TPA didesain pada daerah agak cekung, dan dibagi ke dalam empat bagian (A,
B, C dan D) dengan ketinggian 15 m sebagai lapisan dasar. Setelah pengisian pada
empat bagian dasar, akan ditambahkan lapisan (E) setinggi 5 m di bagian atasnya.
Kapasitas TPA bagian dasar adalah masing-masing 925.000 m3 dan bagian atas adalah
1.700.000 m3, sehingga secara keseluruhan kapasitasnya 5.400.000 m3. Diagram
skema proses penimbunan sampah diilustrasikan pada Gambar 11.7.

Total volume untuk setiap bagian telah dihitung. Diameter pipa utama cairan lindi dan
pipa cabang adalah masing-masing 600 mm dan 300 mm. Pipa utama cairan lindi harus
dipasang di atas tanah pelindung dan di atas lapisan artificial sepanjang saluran lapisan
dasar yang terbuat dari batu kerikil atau bahan yang dapat tertembus air lainnya.
Pipa-pipa tersebut harus dilubangi pada paroh atas sehingga air lindi dapat terkumpul
secara efektif, sementara paroh bawah tidak dilubangi agar air lindi yang terkumpul
bisa mengalir tanpa kebocoran. Pipa-pipa air lindi harus ditutupi lapisan tanah yang
berfungsi sebagai penyaring. Lebar dan ketebalan yang diusulkan untuk material
penyaring tidak hanya akan mempermudah infiltrasi air lindi ke dalam lubang-lubang
pipa tetapi juga meningkatkan kapasitas tampung pipa di bawah muatan statis dan
dinamis selama operasi.
Gas yang dihasilkan akibat dekomposisi limbah organik dapat menyebabkan bencana
kebakaran atau merusak lingkungan sekitar dan kesehatan manusia. Oleh karena itu,
diusulkan pemasangan sistem ventilasi gas serta mengembangkan system dekomposisi
limbah organik. Secara teknis, pipa ventilasi gas vertikal dipasang pada interval 30 s/d
50 m, yang menghubungkan dengan pipa air lindi yang ada di bagian bawah/dasar.
Jalur pengangkutan ke lokasi TPA harus dibuat untuk memperlancar pengangkutan
sampah. Diusulkan perbaikan jalan yang ada termasuk beberapa konstruksi jembatan
untuk mencapai akses pengangkutan yang efektif. Rinciannya dapat dilihat pada
Gambar 11.9 berikut (garis biru).
Peralatan berat untuk operasi penimbunan ditentukan berdasarkan struktur tanah,
ukuran, metode penimbunan, dan jenis limbah padat yang terkumpul.Peralatan berat
yang dibutuhkan tercantum pada Tabel 11.4

0 komentar: On Perbaikan Lokasi TPA dalam rangka Pengelolaan Limbah Padat

Posting Komentar

Entri Populer

tempat iklan
Grab this Widget ~ Blogger Accessories
 
bottom