Peningkatan Kapasitas Gardu Induk dan Rehabilitasi Sistem Distribusi

Senin, 28 Maret 2011
Seperti tercantum pada Bab 9.1, Wilayah Metropolitan Mamminasata mengalami
kelebihan beban yang serius mulai dari Juli s/d Oktober 2005 (pemadaman bergilir).
Mamminasata kembali mengalami kelebihan beban yang besar pada bulan April 2006.
Kelebihan beban seperti itu antara lain disebabkan oleh kurangnya kapasitas
pembangkit di Sulawesi Selatan. Stasiun pembangkit yang baru harus dikembangkan
sesuai rekomendasi pada Bab 9.1 dan tidak bisa ditunda lagi.
Seringnya terjadi gangguan listrik adalah persoalan lain yang harus segera diselesaikan.
Di Mamminasata sepanjang tahun 2005 terdapat hampir 5.700 kali gangguan listrik
dan 98% di antaranya disebabkan oleh masalah dalam sistem distribusi. Kelebihan
beban pada travo di gardu induk merupakan alasan utama terjadinya gangguan dan
pemadaman listrik. Fasilitas distribusi pada umumnya sudah tua, tak terpelihara
dengan baik, kelebihan beban dan lemah dalam mengakomodasi peningkatan
permintaan/kebutuhan atau bahkan mempertahankan kualitas pasokan yang dapat
diterima untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Mempertimbangkan kondisi tersebut,
diusulkan agar dilaksanakan proyek peningkatan kapasiatas gardu induk dan
rehabilitasi sistem distribusi sebagai proyek prioritas.
1) Justifikasi untuk Implementasi
Pada bulan Agustus 2005 ketika studi sektoral tentang tenaga listrik dilakukan untuk
Rencana Tata Ruang Wilayah Mamminasata, terdapat beberapa gardu induk yang
memiliki kekurangan kapasitas travo. Selanjutnya, PLN meningkatkan kapasitas travo
di Daya (20 MVA), Panakkukang (60 MVA), Takalar (30 MVA), Borongloe (10 MVA)
dan Mandai (20 MVA). Meskipun demikian, per April 2006, beban maksimum travo di
gardu induk Panakkukang telah melebihi batas toleransi 80% dan bahkan beberapa kali
mencapai 100% seperti tercantum pada Gambar 11.11.

Selanjutnya, gardu induk Tanjung Bunga yang baru dibangun didesain beberapa tahun
lalu memiliki 30 MVA dan diprediksikan bahwa beban travo akan segera melebihi 90%.
Gardu induk ini harus meningkatkan kapasitas travo sesegera mungkin. Kapasitas
travo di gardu induk Maros dan Sungguminasa harus pula ditingkatkan guna
memenuhi kebutuhan tahun 2008 - 2009.
Sebagaimana yang dikemukakan di atas, berbagai masalah seringkali muncul dan
disebabkan oleh jalur distribusi. Gangguan listrik di Mamminasata 2,5 kali lebih besar
dari pada rata-rata Indonesia. Untuk menstabilkan pasokan listrik di Mamminasata,
maka perlu segera dilakukan rehabilitasi dan peningkatan fasilitas distribusi oleh PLN.
2) Fasilitas-Fasilitas yang Harus Ditingkatkan dan Perkiraan Biaya
Untuk meningkatkan kapasitas gardu induk, maka diperlukan pemasangan tambahan
sejumlah travo. Tabel 11.6, menunjukkan kebutuhan empat travo step-down (untuk
melayani voltase rendah) 150/20 kV dengan total kapasitas 180 MVA dan peralatan
terkait. Total biaya pengadaan fasilitas ini adalah sejumlah US$5,8 juta5.
Di lain pihak, penggantian dan perluasan jalur voltase medium dan rendah diperlukan
untuk meningkatkan sistem distribusi. Travo distribusi harus juga ditingkatkan dengan
pertimbangan beban yang semakin meningkat. Fasilitas yang dibutuhkan dan perkiraan
biaya rehabilitasi sistem distribusinya adalah sekitar US$6,5 juta6 seperti tercantum
pada Tabel 11.7.
Dengan gabungan dua sub-proyek, total perkiraan biaya untuk perluasan gardu induk
dan proyek rehabilitasi distribusi akan berkisar US$12,3 juta.
3) Evaluasi
Perluasan gardu induk akan mememnuhi kebutuhan hingga tahun 2011 (Maros), 2012
(Tanjung Bunga) dan 2013 (Panakkukang dan Sungguminasa) dan menjamin stabilitas
pasokan listrik untuk industri dan rumah tangga. Selain dari pada itu, perluasan ini juga
akan mengurangi biaya dan waktu untuk perbaikan dan pemeliharaan, serta resiko
lingkungan seperti kontaminasi tanah oleh kebocoran minyak insulasi.
Keuntungan dari rehabilitasi jaringan distribusi akan diperoleh dari (i) semakin sedikit
gangguan tak terencana dan meningkatnya kualitas pasokan listrik (misalnya,
berkurangnya fluktuasi voltase), (ii) semakin rendahnya kehilangan dalam proses
distribusi sejalan dengan meningkatnya kinerja keuangan sektor ketenagalistrikan, dan
(iii) berkurangnya pengalihan beban yang disebabkan oleh kurang memadainya
kapasitas travo distribusi. Berkurangnya kehilangan dalam proses distribusi juga akan
memberi keuntungan fiscal dan memungkinkan sumberdaya anggaran ini dapat
digunakan untuk kebutuhan yang penting lainnya.

0 komentar: On Peningkatan Kapasitas Gardu Induk dan Rehabilitasi Sistem Distribusi

Posting Komentar

Entri Populer

tempat iklan
Grab this Widget ~ Blogger Accessories
 
bottom