PERTEMUAN EVALUASI AKHIR TAHUN PELAKSANAAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN TAHUN 2011

Kamis, 22 Desember 2011
Acara dibuka oleh Direktur Penataan Bangunan Dan Lingkungan dilanjutkan dengan sambutan, dalam sambutannya direktur penataan bangunan dan lingkungan menyampaikan potret pelaksanaan kegiatan Penataan Bangunan Dan Lingkungan tahun 2011. Hal pokok yang disampaikan dalam sambutan tersebut adalah gambaran umum progres kegiatan secara keselurahan satker provinsi. Pelaksanaan kegiatan satker provinsi terlihat dalam 3 tahap pemantauan, tahap pemantauan pertama adalah 3 bulan padda awal tahun, tahap kedua pemantauan adalah pertengahan tahun dan tahap akhir pemantauan adalah 3 bulan terakhir yang memasuki masa akhir pekerjaan. Dari grafik yang dipaparkan terlihat bahwa pada masa awal pekerjaan, progres landai, diikuti pergerakan naik pada masa pertengahan tahun dan mengalami kenaikan yang tinggi pada tahap akhir tahun. 
Meskipun pada akhir tahun target capaian bisa terpenuhi, namun pada prosesnya tidak semua provinsi melakukan pelaporan secara kontinyu, sehingga progres kegiatan satker dari awal sampai akhir tidak bisa di monitor dengan baik.
Pada sesi ini juga dilakukan sesi tanya jawab. Hal utama yang disampaikan dalam sesi ini adalah masukan dari peserta dalam hal penentuan rancangan unit Layanan Pengadaan (ULP) untuk tahun 2012, apakah dijabat oleh satker, atau personil tersendiri. Juga mengenai proses penetapan ULP yang ideal itu bagaimana. Beberapa satker provinsi menyampaikan pengalamnya sebagai satker juga pejabat ULP. Dengan berbagai masukan dan pengalaman tahun 2011, diharapkan ULP tahun 2012 tidak lagi dijabat oleh satker, dan diperoleh rumusan penetapan ulp untuk tiap provinsi.
Selain acara dibuka oleh direktur PBL, kepala dinas permukiman dan perumahan provinsi jawa barat juga menyampaikan kata sambutan, yang diwakili oleh sekretaris daerah provinsi jawa barat. Pada intinya beliau menyampaikan terimakasih kepada direktur PBL, atas terselenggaranya acara pertemuan evaluasi akhir tahun pelaksanaan kegiatan penataan bangunan dan lingkungan tahun 2011 dilaksanakan di bandung. Acara ini diharapkan mampu menjadi sarana promosi kota bandung, selain sebagai pertemuan kerja dilingkungan PBL tingkat nasional.
Dalam acara ini juga disampaikan presentasi penanggulangan bahaya kebakaran berbasis komunitas yang disampaikan oleh Dr.Ir. Ikaputra dari UGM. Pengalaman pembelajaran penanganan bahaya kebakaran berbasis komunitas yang dilakukan oleh masyarakat kelurahan badran jogjakarta yang difasilitasi oleh bapak Ikaputra dan tim, bermula dari tawaran kerjasama masyarakat jepang kepada UGM. Pengalaman bencana kebakaran yang terjadi di jepang menjadi dasar pemikiran metode pananganan bencana. Sejalan dengan perkembangannya, metodologi dan perlengkapan pembelajaran disesuaikan dengan kondisi masyarakat indonesia khususnya jogjakarta. Pada akhirnya, konsep penanganan bahaya kebakaran berbasis komunitas telah di adopsi oleh dinas pendidikan kota jogjakarta, sebagai model pembelajaran kepada masyarakat, terutama siswa sekolah dalam penanganan bahaya kebakaran.
Komunitas peduli bahaya kebakaran yang berbasis masyarakat telah mendapat pengakuan dari masyarakat internasional. Salah satunya dengan adanya pelatihan dengan peserta dari luar negeri yang belajar dari masyarakat badran. Bahkan jepang juga belajar metode sederhana yang telah dikembangkan oleh komunitas kelurahan badran.
Diharapkan, penangan bahaya kebakaran berbasis komunitas menjadi model pembelajaran kepada masyarakat terhadap bahaya kebakaran diseluruh indonesia.

PAPARAN SATKER PROVINSI

Pada sesi ini satker provinsi menyampaikan gambaran kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2011. Selain sebagai forum berbagi pengalaman antar satker, diharapkan dalam sesi ini dapat tergali kendala dan permasalahan pelaksanaan kegiatan tahun 2011. Pada akhir sesi dirumuskan permasalahan dan rekomendasi untuk kegiatan tahun 2012.
Paparan SNVT PBL Riau secara khusus permasalahan yang muncul adalah Ada salah satu rekanan yang didenda karena tidak sesuai dengan jadwal. Progres kegiatan banyak yang mengalami keterlambatan karena lokasi pekerjaan digunakan oleh Pemda setempat dalam jangka waktu yang cukup lama, memakan waktu sekitar 1-2 bulan. pekerjaan Renti PRK Kab. Meranti belum mendapatkan kepastian mengenai kepastian lahan dari Pemda setempat. Sedangkan Renti RTH Kota Dumai mengalami permasalahan karena Pemda kurang berkomitmen terhadap perencanaan RTH di Dumai.
  Paparan SNVT PBL Sumatera Selatan menyampaikan bahwa Pekerjaan Dukungan RTH Kota Palembang Kws Jakabaring mengalami keterlambatan karena harus melakukan pemeriksaan terhadap jumlah dan kondisi tanaman di lokasi. Pekerjaan Dukungan PSD RTH Lubuk Linggau terlambat disebabkan oleh kontraktor men-subkan pekerjaan ke kontraktor lain yang kurang berpengalaman sehingga menyebabkan keterlambatan. Untuk kegiatan keswadayaan masyarakat belum terserap dan dimanfaatkan untuk kegiatan pelatihan tematik, hal ini karena aturan pelaksanaan untuk tahun 2011 berbeda dengan tahun 2010. Perbedaan aturan ini yang menyebabkan pelaku di daerah belum berani melaksanakan kegiatan tersebut. Satker menyampaikan agar segera dikeluarkan surat dari pusat mengenai petunjuk pelaksanaan kegiatannya untuk pemanfaatan dana tersebut agar kegiatan bisa dilakukan di bulan Maret.
Permasalahahan yang muncul dari paparan SNVT PBL Sumatera Utara spesifik mengenai dana P2KP paket ND yang tidak diserap karena Kab/Kota tidak siap dan melewati deadline. Sedangkan SNVT PBL Jambi menyampaiakan bahwa untuk Pelatihan bisa dilakukan apabila sudah ada TOT terlebih dahulu dari KMW, hal ini yang menyebabkan keterlambatan progress pekerjaan di P2KP.
Paparan Kegiatan SNVT PBL sumatera barat, permasalahan yang menonjol adalah permasalahan dalam kegiatan ranperda dimana satker kesulitan koordinasi dengan DPRD. Untuk kegiatan Renti PRK kabupaten solok kawasan Syeh Muhsin sipayung dipindah lokasi ka aerah suku kabupaten solok.
SNVT Bengkulu dalam paparannya menyampaikan bahwa permasalahan utamanya adalah adanya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan fisik. Hal ini dikarenakan kontraktor memulai pekerjaan setelah mendapat uang muka. Untuk permasalahan BLM P2KP, hampir sama di setiap provinsi.
Paparan SNVT PBL lampung disampaikan bahwa keterlambatan pekerjaan dikarenakan keterlambatan kontraktor membayar retribusi untuk galian C, retribusi ini sesui dengan peraturan daerah lampung. selain itu, ada kegiatan yang mengalami keterlambatan progres keuangan karena konsultan tidak mengambil uang secara berkala.
Bahan paparan masing-masing SNVT PBL provinsi terlampir.

REKOMENDASI

1.      Menetapkan lokasi kegiatan hendaknya dilakukan kajian terlebih dahulu sehingga tidak memperlambat progres kegiatan.
2.      Penentuan paket kegiatan harus dilakukan verivikasi apakah kegiatan tersebut sudah dilakukan apa belum.
3.      Pelaksanaan Pekerjaan harus direncanakan dengan matang terkait pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan efisien baik sisi waktu, biaya maupun kualitas,
4.      Data progres untuk dilakukan verifikasi terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan entri data.
5.      Data-data pendukung harus dilengkapi sedetail mungkin agar tidak ada perubahan lokasi penanganan.
6.      KMP P2KP mengeluarkan pedoman pelaksanaan pelatihan tematik yang akan dilaksanakan oleh masyarakat. ( terkait BLM)
Read the story >

D U K U ( Lansium domesticum Corr. )

Rabu, 07 Desember 2011
1. SEJARAH
Duku (Lansium domesticum Corr) merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Indonesia. Sekarang populasi duku sudah tersebar secara luas di seluruh pelosok nusantara. Selain itu ada yang menyebutkan duku berasal dari Asia Tenggara bagian Barat, Semenanjung Thailand di sebelah Barat sampai Kalimantan di sebelah Timur. Jenis ini masih dijumpai tumbuh liar/meliar kembali di wilayah tersebut dan merupakan salah satu buah-buahan budidaya utama.

2. JENIS TANAMAN
Jenis duku yang banyak ditanam di Indonesia adalah jenis duku unggul seperti duku komering, duku metesih dan duku condet.

3. MANFAAT TANAMAN
Manfaat utama tanaman duku sebagai makanan buah segar atau makanan olahan lainnya. Bagian lain yang bermanfaat adalah kayunya yang berwarna coklat muda keras dan tahan lama, digunakan untuk tiang rumah, gagang perabotan dan sebagainya. Kulit buah dan bijinya dapat pula dimanfaatkan sebagai obat anti diare dan obat menyembuhkan demam. Sedangkan kulit kayunya yang rasanya sepet digunakan untuk mengobati disentri, sedangkan tepung kulit kayu digunakan untuk menyembuhkan bekas gigitan kalajengking.

4. SENTRA PENANAMAN
Di Indonesia duku terutama ditanam di daerah Jawa (Surakarta), Sumatera (Komering, Sumatera Selatan) dan Jakarta (Condet).

5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Angin tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman duku tetapi tidak dapat tumbuh optimal di daerah yang kecepatan anginnya tinggi.
2) Tanaman duku umumnya dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya tinggi dan merata sepanjang tahun. Tanaman duku tumbuh secara optimal di daerah dengan iklim basah sampai agak basah yang bercurah hujan antara 1500-2500 mm/tahun.
3) Tanaman duku tumbuh optimal pada intensitas cahaya matahari tinggi.
4) Tanaman duku dapat tumbuh subur jika terletak di suatu daerah dengan suhu rata-rata 19 derajat C.
5) Kelembaban udara yang tinggi juga dapat mempercepat pertumbuhan tanaman duku, sebaliknya jika kelembaban udara rendah dapat menghambat pertumbuhan tanaman duku.
5.2. Media Tanam
1) Tanaman duku dapat tumbuh baik sekali pada tanah yang banyak mengandung bahan organik, subur dan mempunyai aerasi tanah yang baik. Sebaliknya pada tanah yang agak sarang/tanah yang banyak mengandung pasir, tanaman duku tidak akan berproduksi dengan baik apabila tidak disertai dengan pengairan yang
cukup.
2) Derajat keasaman tanah (pH) yang baik untuk tanaman duku adalah 6–7, walaupun tanaman duku relatif lebih toleran terhadap keadaan tanah masam.
3) Di daerah yang agak basah, tanaman duku akan tumbuh dan berproduksi dengan baik asalkan keadaan keadaan air tanahnya kurang dari 150 m di bawah permukaan tanah (air tanah tipe a dan tipe b). Tetapi tanaman duku tidak menghendaki air tanah yang menggenang karena dapat menghambat
pertumbuhan dan produksi tanaman.
4) Tanaman duku lebih menyukai tempat yang agak lereng karena tanaman duku tidak dapat tumbuh optimal pada kondisi air yang tergenang. Sehingga jika tempatnya agak lereng, air hujan akan terus mengalir dan tidak membentuk suatu genangan air.

5.3. Ketinggian Tempat
Umumnya tanaman duku menghendaki lahan yang memiliki ketinggian tidak lebih dari 650 m dpl.

6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Kualitas bibit tanaman duku yang akan ditanam sangat menentukan produksi duku. Oleh sebab itu bibit duku harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a) Bebas dari hama dan penyakit
b) Bibit mempunyai sifat genjah
c) Tingkat keseragaman penampakan fisik seperti warna, bentuk dan ukuran lebih seragam dari bibit lain yang sejenis
d) Bibit cepat tumbuh.

2) Penyiapan Benih
Perbanyakan dan penanaman duku umumnya masih diperbanyak dengan benih atau dari semai yang tumbuh spontan di bawah pohonnya, kemudian dipelihara dalam pot sampai tinggi hampir 1 meter dan sudah dapat ditanam di lapangan. Sehingga tingkat keberhasilan perbanyakan generatif cukup tinggi walaupun memerlukan waktu yang relatif lama. Daya perkecambahan dan daya tahan semai akan lebih baik sejalan dengan ukuran benih dan hanya benih-benih yang berukuran besar yang hendaknya digunakan dalam usaha pembibitan.
Pertumbuhan awal semai itu lambat sekali, dengan pemilihan yang intensif diperlukan waktu 10–18 bulan agar batang duku berdiameter sebesar pensil, yaitu ukuran yang cocok untuk usaha penyambungan atau penanaman di lapangan, tetapi di kebanyakan pembibitan untuk sampai pada ukuran tersebut diperlukan
waktu 2 kali lebih lama. Perbanyakan dengan stek dimungkinkan dengan menggunakan kayu yang masih hijau, namun memerlukan perawatan yang teliti. Terkadang cabang yang besar dicangkok, sebab pohon ynag diperbanyak dengan cangkokan ini dapat berbuah setelah beberapa tahun saja, tetapi kematian setelah
cangkokan dipisahkan dari pohon induknya cenderung tinggi presentasenya.
3) Teknik Penyemaian Benih
Waktu penyemaian benih sebaiknya pada musim hujan agar diperoleh keadaan yang selalu lembab dan basah.

Cara pembuatan media penyemaian dapat berupa tanah yang subur/campuran tanah dan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dengan perbandingan sama (1:1). Jika perlu media tanam dapat ditambahkan sedikit pasir. Tempat persemaian bisa berupa bedengan, keranjang/kantong plastik atau polybag. Tetapi sebaiknya tempat untuk persemaian menggunakan kantong plastik agar mempermudah dalam proses pemindahan bibit.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Bibit duku tidak memerlukan perawatan khusus kecuali pemberian air yang cukup
terutama pada musim kemarau. Selama 2 atau 3 minggu sejak bibit duku ditanam
perlu dilakukan penyiraman dua kali setiap hari yaitu pagi dan sore hari, terutama
pada saat tidak turun hujan. Selanjutnya cukup disiram satu kali setiap hari. Kalau
pertumbuhannya sudah benar-benar kokoh, penyiraman cukup dilakukan
penyiraman secukupnya jika media penyemaian kering.
Penyulaman pada bibit diperlukan jika ada bibit yang mati maupun bibit yang
pertumbuhannya terhambat. Rumput liar yang mengganggu pertumbuhan bibit
juga hrus dihilangkan. Untuk meningkatkan pertumbuhan bibit perlu diberi pupuk
baik pupuk organik berupa pupuk kandang dan kompos maupun pupuk anorganik
berupa pupuk TSP dan ZK sesuai dengan dosis dan kadar yang dianjurkan.
5) Pemindahan Bibit
Umur bibit yang siap tanam adalah sekitar 2-3 bulan dengan tinggi bibit 30-40 cm.
Kegiatan pemindahan bibit harus memperhatikan kondisi fisik bibit waktu yang
tepat
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Sebelum dilakukan pengolahan lahan perlu diketahui terlebih dahulu tingkat pH
tanah yang sesuai untuk tanaman duku, yaitu sebesar 6-7. Selain itu kondisi tanah
yang akan diolah juga harus sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman duku
yaitu tanah yang mengandung banyak bahan organik serta airase tanah yang
baik.
2) Pembukaan Lahan
Kegiatan pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu
seperti traktor maupun cangkul. Pembukaan laahan sebaiknya dilakukan pada
waktu musim kering agar pada awal waktu musim hujan kegiatan penanaman
dapat dilakukan segera.

3) Pembentukan Bedengan
Pembentukan bedengan tidak terlalu diperlukan delam pengolahan lahan untuk
tanaman duku, sehingga bedengan jarang dijumpai pada lahan tanaman duku.
4) Pengapuran
Kegiatan pengapuran sangat diperlukan jika kondisi pH tanah tidak sesuai dengan
persyaratan pH tanah untuk tanaman duku. Cara pengapuran dapat dilakukan
dengan penyiraman di sekitar tanaman duku. Jumlah dan dosis pengapuran harus
sesuai dengan kadar yang dianjurkan.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Pohon duku umumnya di tanam di pekarangan, tetapi sering pula ditanam
tumpang sari di bawah pohon kelapa (di Filipina) atau ditumpang sarikan dengan
tanaman lain seperti pohon manggis dan durian (di Indonesia dan Thailand). Jarak
tanam yang dianjurkan sangat bervariasi dari jarak 8x8 m (kira-kira 150 pohon/ha,
di Philipina) sampai jarak 12x12 m untuk tipe longkong yang tajuknya memencar
di Thailand bagian selatan (50-60 pohon/hektar). Jarak tanam ini ditentukan
dengan memperhatikan adanya pohon-pohon pendampingnya.
Variasi jarak tanam yang lain adalah ukuran 7x8 m, 8x9 m, 9x9 m, 9x10 m.
Namun hal yang perlu diperhatikan adalah jarak tanam harus cukup lebar, karena
jika tanamannya sudah dewasa tajuknya membutuhkan ruangan yang cukup luas.
Salah satu variasi tersebut dapat diterapkan tergantung kondisi tanah terutama
tingkat kesuburannya. Seandainya diterapkan jarak tanam 10x10 m, berarti untuk
lahan yang luasnya satu hektar akan dapat ditanami bibit duku sebanyak 100
pohon.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Setelah jarak tanam ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan
lubang tanam. Waktu yang terbaik untuk membuat lubang tanam adalah sekitar 1-
2 bulan sebelum penanaman bibit. Lubang tanam minimal yang dibuat adalah
berukuran 0,6 x 0,6 x 0,6 meter. Namun akan lebih baik apabila ukurannya lebih
besar yaitu 0,8 x 0,8 x 0,7 meter. Jika bibit duku yang akan ditanam berakar
panjang (bibit dari biji), maka lubang yang dibuat harus lebih dalam. Tetapi jika
bibit duku berakar pendek (bibit hasil cangkok), penggalian lubang diusahakan
lebih lebar dan lebih luas.
3) Cara Penanaman
Penanaman bibit duku sebaiknya menunggu sampai tanah galian memadat atau
tampak turun dari permukaan tanah sekitarnya. Sebelum penanaman dilakukan,

maka tanah pada lubang tanam digali terlebih dahulu dengan ukuran kira-kira
sebesar kantung yang dibuat untuk membungkus bibit. Setelah itu pembungkus
bibit dibuka dan tanaman dimasukkan dlam lubang tanam. Hal yang perlu
diperhatikan adalah posisi akar tidak boleh terbelit sehingga nantinya tidak
mengganggu proses pertumbuhan. Pada saat penanaman bibit, kondisi tanah
harus basah/disiram dahulu.
Penanaman bibit duku jangan terlalu dangkal. Selain itu permukaan tanah yang
dibawa oleh bibit dari kantung pembungkus harus tetap terlihat. Setelah bibit
tanam, maka tanah yang ada disekitarnya dipadatkan dan disiram dengan air
secukupnya. Disekitar permukaan atas lubang tanam dapat diberi bonggol pisang,
jerami, atau rumput-rumputan kering untuk menjaga kelembaban dan menghindari
pengerasan tanah.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Kegiatan penjarangan pada dasarnya adalah untuk mengurangi persaingan antara
tanaman pokok (tanaman duku) dan tanaman lain (tanaman pelindung).
Persaingan yang terjadi adalah untuk mendapatkan unsur hara, air, sinar
matahari, dan ruang tumbuh. Tanaman selain duku yang dijarangi sebaiknya
merupakan tanaman yang memang tidak dikehendaki dan menggangu
pertumbuhan tanaman duku.
Penyulaman tanaman duku juga perlu dilakukan jika ada tanaman duku yang mati.
Tumbuhan liar atau gulma juga harus dibersihkan secara rutin. Radius 1-2 meter
dari tanaman duku harus bersih.
2) Penyiangan
Kegiatan penyiangan diperlukan untuk menghilangkan rumput dan herba kecil
yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman duku. Penyiangan dapat
dilakukan dengan tangan maupun dengan bantuan beberapa alat pertaniannya
lainnya.
3) Pemupukan
Pemupukan sangat diperlukan untuk meningkatkan ketersediaan hara tanah.
Meskipun tidak ada pedoman baku untuk pemupukan duku, tetapi agar tidak
membingungkan dapat menggunakan patokan sebagai berikut:
a) Tahun kedua dan ketiga untuk setiap pohon duku bisa diberikan pupuk 15-30
kg pupuk organik, urea 100 gram, TSP 50 gram dan ZK 20 gram.
b) Tahun keempat, kelima dan keenam, dosis pupuk dinaikan menjadi 25-40 kg
pupuk organik, urea 150 gram, TSP 60 gram dan juga pupuk ZK sebanyak 40
gram.

c) Tahun-tahun berikutnya dosis pupuk dinaikkan lagi. Namun pemberian pupuk
sebaiknya disesuaikan pula dengan tingkat pertumbuhan tanaman duku dan
kesuburan tanah.
Pemupukan duku dilakukan dengan cara menggali tanah di sekitar tanaman duku
sedalam 30-50 cm dengan lebar yang sama. Lubang pupuk tersebut dibuat
melingkar yang letaknya tepat disekeliling tajuk tanaman.
4) Pengairan dan Penyiraman
Tanaman duku hanya memerlukan pemberian air yang cukup terutama pada
musim kemarau. Selain itu juga tanaman duku sudah cukup kuat dan kokoh maka
penyiraman dilakukan seperlunya saja. Di sekitar lubang tanam sebaiknya dibuat
saluran air untuk mencegah air yang tergenang baik yang berasal dari hujan
maupun air penyiraman.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Kelelawar
Buah duku yang diincar kelelawar adalah buah duku yang matang dan siap
dipanen. Pengendalian: untuk mencegah gangguan kelelawar ini adalah dengan
membungkus buah duku sejak buah itu berukuran kecil. Bahan pembungkus
dapat berupa ijuk tanaman aren, kain bekas, bongsang yang terbuat dari anyaman
bambu.
2) Kutu perisai (Asterolecantium sp.)
Hama ini menyerang daun dan batang duku. Pengendalian: (1) dengan cara
pemeliharaan dan perawatan tanaman sebaik mungkin; (2) menggunakan
insektisida yang sesuai dengan jenis hama yang mengganggunya.
3) Kumbang penggerak buah (Curculio sp.)
Gejala: menyerang buah duku yang sudah matang, sehingga buah duku
berlubang dan busuk bila air hujan masuk ke dalamnya. Pengendalian: sama kutu
perisai.
4) Kutu putih (Psedococcus lepelleyi)
Hama yang menutupi kuncup daun dan daun muda buah duku. Pengendalian:
sama kutu perisai.

7.2. Penyakit
1) Penyakit busuk akar
Merupakan penyakit yang berbahaya karena menyerang pohon dan buah duku.
Pengendalian: (1) dengan pemeliharaan tanaman yang baik; (2) disemprot
dengan fungisida sesuai dengan peruntukannya masing-masing obat.
2) Penyakit antraknosa (Colletotrichum gloeosporiods)
Gejala: adanya bintik kecoklatan pada rangkaian buah, serangan ini
menyebabkan buah berguguran lebih awal dan juga menyebabkan kerugian
pasca panen. Pengendalian: (1) dengan pemeliharaan tanaman yang baik; (2)
disemprot dengan fungisida sesuai dengan peruntukannya masing-masing obat.
3) Penyakit mati pucuk
Penyebab: cendawan Gloeosporium sp. menyerang ujung cabang dan ranting
yang nampak kering. Pengendalian: (1) dengan pemeliharaan tanaman yang
baik; (2) dilakukan dengan disemprot dengan fungisida seperti Manzate, Zerlate,
Fermate, Dithane D-14 atau pestisida lain. Dosis untuk obat pemberantasan
penyakit ini harus disesuaikan dengan anjuran pada label masing-masing obat.
7.3. Gulma
Adanya gulma seperti rumput liar dan alang-alang dapat menghambat pertumbuhan
tanaman duku. Gulma ini harus dihilangkan dengan cara penyiangan dan untuk
mencegah gulma ini dapat digunakan obat-obatan kimia.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Umur tanaman duku dapat mencapai 300 tahun atau lebih, tergantung dari sifat atau
jenisnya, cara pemeliharaan dan kondisi lingkungan tempat tumbuh. Produktivitas
buahnya yang siap panen juga sangat dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut. Buah
duku yang siap dipanen biasanya kulit buah berwarna kuning kehijau-hijauan bersih
dan bahkan telah menjadi kuning keputih-putihan serta buah agak lunak. Tandatanda
lainnya adalah getah pada kulit buahnya sudah tampak berkurang atau tidak
ada getah sama sekali pada kulit buah duku, jika buah masih berwarna hijau berarti
buah belum matang dan tidak siap dipanen.
Tanaman duku yang diperbanyak dengan biji, biasanya mulai berbunga sekaligus
berbuah pada umur tanaman 12 tahun bahkan lebih. Sedangkan untuk tanaman

duku yang pembibitannya secara vegetatif seperti pencangkokkan atau sambungan
dapat berbuah lebih cepat yaitu pada umur 8 tahun.
8.2. Cara Panen
Buah duku biasanya dipanen dengan cara dipanjat pohonnya dan dipotongi tandan–
tandan buahnya yang matang dengan pisau atau gunting pangkas. Hendaklah
berhati-hati agar tidak melukai bagian batang tempat menempelnya gagang tandan,
sebab perbungaan berikutnya juga akan muncul disitu juga.
Kenyataannya, daripada memanjat pohonnya lebih baik menggunakan tangga,
sebab tindakan demikian akan mengurangi kerusakan kuncup-kuncup bunga yang
masih dominan. Diperlukan 4 atau 5 kali pemanenan sampai semua buah habis
dipetik dari pohon. Hanya pemetikan buah yang matang, yang ditaksir dari
perubahan warna, yang akan sangat memperbaiki kualitas buah. Umumnya buah
yang berada dalam satu tandan akan matang hampir bersamaan, tetapi jika proses
pematangan tidak bersamaan, akan sangat menyulitkan pemanenan. Buah duku
harus dipanen dalam kondisi kering, sebab buah yang basah akan berjamur jika
dikemas.
8.3. Periode Panen
Pada umumnya, tanaman duku mulai berbunga sekitar bulan September dan
Oktober setiap tahunnya dan buahnya yang masak mulai dapat dipungut setelah 6
bulan kemudian sejak keluarnya bunga, yaitu sekitar bulan Februari atau Maret.
Penyerbukan bunga duku biasanya terjadi secara silang oleh perantaraan serangga
seperti lebah madu, walupun penyerbukan sendiri sering pula terjadi. Masa
keluarnya bunga duku yang pertama tergantung pada kondisi lingkungan dan
sifat/jenis dari tanaman duku tersebut.
Musim panen duku pendek sekali, buah langsat matang sedikit lebih awal dari buah
duku. Di daerah tertentu tipe buah duku-langsat menghasilkan 2 kali panen pertahun
(walupun tidak jelas apakah masing-masing pohon berbuah lebih dari sekali setiap
tahunnya), dan waktu panen itu juga bervariasi untuk berbagai daerah, sehingga di
pasar-pasar induk buah duku dapat diperoleh selama 4 bulan (di Thailand dan
Filiphina pada bulan Juli sampai Oktober) sampai 8 bulan (di Semenanjung Malaysia
pada bulan Juni sampai Februari).
8.4. Prakiraan Produksi
Hasil Panen buah duku agak bervariasi. Suatu kecenderungan adanya 2 kali
berbuah telah dilaporkan di Filiphina. Pohon duku yang berumur 10 tahun dapat
menghasilkan 40-50 kg, buah duku meningkat menjadi 80–150 kg pada umur pohon
30 tahun, hasil maksimumnya menurut laporan yang ada mencapai 300 kg per
pohon. Angka-angka mengenai luasan lahan dan produksi tersebut di atas jika
dihitung menjadi hasil rata-rata akan diperoleh angka 2,5 ton per hektar untuk negara

Filiphina dibandingkan dengan 3,6 ton per hektar untuk langsat dan 5,6 ton per
hektar untuk duku di Thailand.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Setelah buah dipanen, maka buah duku tersebut dikumpulkan disuatu tempat yang
kering dan tidak berair.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Dalam skala usaha komersial, buah duku yang sudah dipanen sudah barang tentu
harus disortir terlebih dahulu. Sortasi terutama dilakukan berdasarkan ukuran besar
kecilnya buah duku, sekaligus membuang buah yang busuk atau cacat dan
menyingkirkan tandannya. Buah duku tidak biasa dijual bersama dengan tandannya,
karena ada orang yang senang membeli buah duku tanpa disertai tandannya.
9.3. Penyimpanan
Duku merupakan buah yang sangat mudah rusak karena kulit buahnya akan
berubah menjadi coklat dalam 4 atau 5 hari setelah dipanen. Buah dapat dibiarkan
dipohonnya selama beberapa hari menunggu sampai tandan-tandan lainnya juga
matang, tetapi walau masih berada dipohonnya buah-buah itu tetap berubah menjadi coklat dan dalam waktu yang pendek tidak akan laku dijual di pasar. Sehingga diperlukan adanya proses penyimpanan dalam kamar pendingin dengan suhu 150 C dan kelembaban nisbi 85-90 % dapat memungkinkan buah bertahan sampai 2 minggu, jika buah-buah itu direndam dulu dalam larutan Benomil.

9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Buah duku mudah sekali mengalami kerusakan yang tidak berbeda dengan buahbuahan lain pada umumnya. Untuk mengatasi kemungkinan adanya kerusakan pada buah duku, terutama kerusakan pada waktu perjalanan, maka buah duku itu harus dikemas sedemikian rupa dengan menggunakan kemasan yang kuat. Jenis kemasan yang paling baik untuk buah duku adalah peti kayu. Ukuran kemasan jangan terlalu kecil atau besar, tetapi sebaiknya berukuran lebih kurang 30 x 30 x 50 cm yang dapat memuat buah duku sekitar 20 kg per peti. Setelah buah duku dikemas dalam kemasan yang baik maka kemasan itu dikumpulkan pada suatu tempat atau gudang untuk kemudian diangkut dengan alat transportasi.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1.Analisis Usaha Budidaya
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Prospek agrobisnis tanaman duku masih sangat cerah. Untuk pasaran dalam negeri biasanya para pedagang musiman yang menjajakan buah duku bermunculan di kotakota besar pada musim panen hanya terjadi sekali setahun. Hal ini membuktikan bahwa duku sangat digemari oleh masyarakat yang tentu saja mengundang minat banyak orang untuk menjadi penjualnya. Selain itu penjualan buah duku dapat mendatangkan keuntungan lumayan sekaligus dapat menjadi sumber usaha bagi pedagang musiman yang sifatnya hanya sementara itu. Tingginya minat masyarakat untuk membeli buah duku merupakan indikasi bahwa masa depan buah duku mempunyai peluang pasar yang prospektif. Oleh karena itu pemasran buah duku bisa menjadi salah satu andalan sebagai sumber lapangan kerja bagi mereka yang berjiwa bisnis tetapi tidak memiliki jenis usaha yang tetap, yaitu menjadi pedagang
musiman.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1.Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara pengemasan.
11.2.Diskripsi
11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu
11.4.Pengambilan Contoh
Setiap kemasan diambil contohnya sebanyak 3 kg dari bagian atas, tengah dan bawah. Contoh tersebut dicampur merata tanpa menimbulkan kerusakan, kemudian dibagi 4 dan dua bagian diambil secara diagonal. Cara ini dilakukan beberapa kali sampai contoh mencapai 3 kg untuk dianalisa.
1) Jumlah kemasan dalam partai: 1 sampai 100, minimum jumlah contoh yang diambil 5.
2) Jumlah kemasan dalam partai: 101 sampai 300, minimum jumlah contoh yang diambil 7.
3) Jumlah kemasan dalam partai: 301 sampai 500, minimum jumlah contoh yang diambil 9.
4) Jumlah kemasan dalam partai: 501 sampai 1000, minimum jumlah contoh yang diambil 10.
5) Jumlah kemasan dalam partai: lebih dari 1000, minimum jumlah contoh yang diambil 15.
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang berpengalaman/dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan
hukum.
11.5.Pengemasan
Buah alpukat disajikan dalam bentuk utuh dan segar, dikemas dalam keranjang bambu/bahan lain yang sesuai dengan/tanpa bahan penyekat, ditutup dengan anyaman bambu/bahan lain, kemudian diikat dengan tali bambu/bahan lain. Isikemasan tidak melebihi permukaan kemasan dengan berat bersih maksimum 20 kg.
Di bagian luar kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain: nama barang,golongan ukuran, jenis mutu, daerah asal, nama/kode perusahaan/eksportir, beratbersih, hasil Indonesia dan tempat/negara tujuan.

TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 13/ 13
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

12. DAFTAR PUSTAKA
1) AAK. 1991. Bertanam Pohon Buah-buahan 2. Kanisius. Yogyakarta
2) Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 1991. Invertasi Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Holtikultura. Kanisius. Yogyakarta.
3) Daryanto. 1985. Bercocok Tanam Buah-buahan. Aneka Ilmu. Semarang.
4) Lutony, Tony Luqman. 1993. Duku Potensi dan Peluangnya, kanisius.
5) , 1990. Tanamn Duku Menunggu Pengembangan, Dalam Rubrik Informasi Wiraswasta harian umum Pikiran Rakyat Granesia. Bandung.
6) Majalah Salera, 1991. Mengenal Duku yang Sedang Laku, Edisi Februari 1991. Sarana Vida Widya. Jakarta.
7) Natawidjaja, P. Suparman. 1983. Mengenal Buah-buahan Yang Bergizi. Pustaka Dian. Jakarta
8) Tohir, A.K. 1983. Pedoman Bercocok Tanamn Buah-buahan. Pradyaoaramita. Jakarta.
Jakarta, Februari 2000
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS
Editor : Kemal Prihatman
KEMBALI KE MENU
Read the story >

daftar pustaka

Selasa, 06 Desember 2011
Daftar Pustaka 177
Akhadiah, Sabarti; Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Alisjahbana, Sutan Takdir. 2004. Puisi Lama. Jakarta: Dian Rakyat
Alwi, Hasan. dkk..(Ed.) 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Asmara, Adhy. 1983. Apresiasi Drama. Yogyakarta: Nur Cahaya.
Dahlan, M.D. (Ed.) 1990. Model-Model Mengajar. Bandung: CV Diponegoro.
Depdikbud. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah: Konsep Dasar
Jakarta: Direktorat SLTP Ditjen Dikdasmen Depdiknas.
Depdiknas. 2002. Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Kurikulum
Balitbang Depdiknas.
Depdiknas. 2003. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Jakarta: Balai Pustaka.
_______. 2003. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Balai Pustaka.
_______. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Ditjen Dikdasmen
Depdiknas.
DePorter, Bobbi, Mike Hernacki. 2000. Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Penerbit Kaifa.
DePorter, Bobbi, Mark Readon, dan Sarah Singer-Nourie. 2002. Quantum
Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas.
Bandung: Penerbit Kaifa.
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Semantik 1 dan 2. Bandung: Eresco.
Effendi, S. l978. Bimbingan Apresiasi Puisi. Ende Flores NTT: Penerbit Nusa
Indah.
Genesee, Fred dan John A. Upshur. 1997. "Classroom-Based Evaluation in Second
Language Education". Cambridge: Cambridge University Press.
Goleman, Daniel. 1997. Emotional Intelligence, terjemahan T. Hermaya. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Hairston, Maxine. Contemporary Composition, Short Edition. Boston: Houghton
Mifflin Company, 1986.
Haryadi dan Zamzani. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Jakarta: Depdikbud.
Joyce, B. dan Weil, M. 1986. Models of Teaching. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Jumariam, Meity T. Qodratillah, dan C. Ruddyanto. 1995. Pedoman Pengindonesia
Nama dan Kata Asing. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa.
Keraf, Gorys. 1985. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
_______. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.
_______. 2000. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
_______. 2001. Komposisi. Semarang: Bina Putra.
Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: PT BPFE Yogyakarta.
Rifai, Mien A. 2004. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan
Karya Ilmiah Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ronnie M., Dani. 2006. The Power of Emotional & Adversity Quotient for Teachers:
Menghadirkan Prinsip-Prinsip Kecerdasan Emosional dan Adversitas
dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Hikmah (PT Mizan
Publika).
Sugihastuti. 2000. Bahasa Laporan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugono, Dendy. 2002. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.
_______. 2003. Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern. Jakarta: Pusat Bahasa.
Suwandi, Sarwiji. 2003. "Peranan Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa
Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi" Makalah
disajikan dalam Kongres Bahasa Indonesia VIII yang diselenggarakan oleh
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Hotel Indonesia Jakarta,
14-17 Oktober 2003.
178 Bahasa Indonesia Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
_______. 2004a. "Penilaian Berbasis Kelas dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia."
makalah disajikan pada Konferensi Linguistik Nasional yang
diselenggarakan Unika Atmajaya Jakarta.
_______. 2004b. "Penilaian Portofolio dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia."
Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pembelajaran Bahasa yang
diselenggarakan Program Pascasarjana UNS.
_______. 2006. "Model-Model Pembelajaran Inovatif: Upaya Mengefektifkan
Pembelajaran Bahasa Indonesia" makalah disajikan pada Work-Shop
yang diselenggarakan LPMP Prov. Jateng.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
_______. 1986. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.
Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta erlangga
_______. 2001. Pengkajian Sastra Rekaan. Salatiga: Widyasari Press.
_______. 2002. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia.
Widyamartaya, A. dan V. Sudiati. 2004. Kiat Menulis Esai Ulasan. Jakarta:
Grasindo.
Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani. 2007. Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga.
Daftar Pustaka 179
SUMBER BAHAN
Buku Petunjuk Telepon - White Pages Solo November 2006/2007.
Elexmedia
Kepustakaan Presiden-Presiden Republik Indonesia
Tokoh Indonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
http://kalbar.bps.go.id/data/pertanian.htm
Horizon, 9 September 1981
Nasrudin, Seorang yang tak pernah putus asa, 1995
Mentari Minggu IV, November 1998
Kubra Jafri. 2004. Si Bahlul. Jakarta: Pustaka Zahra
Kompas, 26 Februari 2006
Kompas, 26 Februari 2007
Republika, 4 Maret 2007
Republika, 11 Februari 2007
Republika, 16 Juli 2006
Republika, 18 April 2004
Republika, 24 Februari 2007
Suara Karya, 2 Maret 2005
Suara Merdeka, 5 Februari 2007.
"The Wolf in Sheep's Clothing" dalam Fabel-fabel Aesop. Diceritakan kembali
oleh Samara [Syam Asinar Radjam].
"The Four Oxen and the Lion" dalam Fabel-fabel Aesop. Diceritakan kembali
oleh Samara [Syam Asinar Radjam].Posted by syamar at 07:51 in cerita anak
[terjemahan] | Link|Comments (0)
SUMBER GAMBAR TEMATIK
1. Evakuasi Korban Banjir (Pelajaran I), (Suara Merdeka, 5 Februari 2007)
2. Satelit Mata-mata (Pelajaran II), (Republika, 24 Februari 2007)
3. Upacara Bendera (Pelajaran III) ( Kompas, 18 Agustus 2007)
4. Keledai yang malas (Pelajaran IV): (blontankpoer.blogsome.com./..
5. Seorang Anak sedang Berkomunikasi (Pelajaran V) dokumen penulis
6. Emil Salim (Pelajaran VI) (Republika, 16 Juli 2006)
7. Selebriti Indonesia (Pelajaran VII) (dokuen penulis)
8. Tower Telekomunikasi (Pelajaran VIII) (dokumen penulis)
9. Upacara HUT Proklamasi (Pelajaran IX) (Pikiran Rakyat)
10. Panorama Alam (Pelajaran X) (dokumen penulis)
180 Bahasa Indonesia Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
akronim : kependekan yang merupakan gabungan huruf atau suku kata
atau bagian lain yang ditulis atau dilafalkan sebagai kata yang
wajar (misal mayjen mayor jenderal, rudal peluru kendali, sidak
inspeksi mendadak)
aliterasi : sajak awal (untuk mendapatkan efek kesedapan bunyi),
pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan.
antonim : kata yang berlawanan makna dengan kata lain
asisten : orang yang membantu seseorang dalam melaksanakan tugas
profesional (dalam suatu pekerjaan).
asonansi : perulangan bunyi vokal dalam deretan kata; purwakanti.
bantaran : jalur tanah pada kanan kiri sungai; antara sungai dan tanggul
bende : canang
biografi : riwayat hidup; buku yang menguraikan riwayat hidup seorang
tokoh
cagar alam : daerah kelestarian hidup tumbuh-tumbuhan dan binatang ( flora
dan fauna) yang terdapat di dalamnya dilindungi oleh undangundang
dari bahaya kepunahan; suaka alam
dedikasi : pengoraban tenaga dan waktu untuk berhasilnya suatu usaha
atau tujuan mulia; pengabdian
denotasi : hubungan semantik antara satuan bahasa dan benda yang
diterapi oleh satuan bahasa itu.
desentralisasi: tata pemerintahan yang lebih banyak memberikan kekuasaan
kepada pemerintah daerah; penyerahan sebagian wewenang
pimpinan kepada bawahan
deskripsi : pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas
dan terinci; uraian
dongeng : cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian
zaman dahulu yang aneh-aneh)
efektif : ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya; manjur atau
mujarab (tentang obat); dapat membawa hasil, berhasil guna
(tentang usaha atau tindakan); mulai berlaku
efisien : tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu
(dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya); mampu
menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan tidak
membuang-buang waktu, tenaga, biaya)
Glosarium 181
fabel : cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang
pelakunya diperankan oleh binatang
farmasi : cara dan teknologi pembuatan obat serta cara penyimpanan,
penyediaan, dan penyalurannya
frasa : gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif
(misalnya gunung tinggi disebut frasa karena murpakan
konstruksi nonpredikatif)
glamor : serba gemerlapan
grafitasi : kekuatan (daya tarik) bumi
horizontal : terletak pada garis atau bidang yang tegak lurus terhadap
vertikal
imaji : sesuatu yang dibayangkan dalam pikiran; bayangan
imajinasi : daya pikir untuk membayangkan ( dalam angan-angan) atau
menciptakan gambar-gambar (lukisan, karangan); khayalan
instansi : badan pemerintahan umum (seperti jawatan, kantor)
intensif : secara sungguh-sungguh (giat dan secara mendalam) untuk
memperoleh efek yang maksimal, terutama untuk memperoleh
hasil yang diinginkan dalam waktu yang lebih singkat
intonasi : lagu kalimat; ketepatan penyajian tinggi rendah nada (dari
seorang penyanyi)
jeda : waktu berhenti sebentar; waktu istirahat; hentian sebentar dalam
ujaran
kinesik :
klinik : rumah sakit atau lembaga kesehatan tempat orang berobat; balai
pengobatan khusus; oragnisasi kesehatan yang bergerak di
dalam penyediaan pelayanan kesehatan
kompetensi : kewenangan (kekuasaan ) untuk memutuskan sesuatu
konotasi : tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang
ketika berhadapan dengan sebuah kata
konteks : bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau
menambah kejelasan makna; situasi yang ada hubungannya
dengan suatu kejadian
konversi : perubahan dari sistem pengetahuan ke sistem yang lain;
perubahan pemilikan atas suatu benda, tanah dan sebagainya
kritis : gawat, genting, tentang suatu keadaan, keadaan yang
menentukan tentang berhasil atau gagalnya suatu usaha; bersifat
tidak lekas dapat percaya; bersifat selalu berusaha menemukan
kesalahan atau kekeliruan; tajam dalam penganalisisan
182 Bahasa Indonesia Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
latar : permukaan; halaman; rata; datar; dasar warna; keterangan
mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam
karya sastra
manuver : gerakan yang tangkas dan cepat dari pasukan (kapal dsb) dalam
perang;
metabolisme: pertukaran zat pada organisme yang meliputi proses fisika dan
kimia, pembentukan dan penguraian zat di dalam tubuh yang
memungkinkan berlangsungnya; proses perputaran, gerak
berputar;
mimik : peniruan dengan gerak-gerik anggota badan dan raut muka
moderator : orang yang bertindak sebagai penengah (hakim, wasit, dsb);
pemimpin sidang (rapat, diskusi) yang menjadi pengarah pada
acara pembicaraan atau pendiskusian masalah; alat pada mesin
yang mengatur atau mengontrol aliran bahan bakar atau sumber
tenaga
musisi : musikus; orang yang mencipta, memimpin atau menampilkan
musik, pencipta atau pemain musik
narasi : penceritaan suatu cerita atau kejadian; cerita atau deskripsi dari
suatu kejadian atau peristiwa; kisahan
narasumber : orang yang memberi (mengetahui secara jelas atau menjadi
sumber) informasi; informan
otoritas : hak untuk bertindak; kekuasaan; wewenang; kekuasaan yang
sah yang diberikan kepada lembaga masyarakat yang
memungkinkan para pejabatnya menjalankan fungsinya; hak
melakukan tindakan atau hak membuat peraturan untuk
memerintah orang lain
polisemi : bentuk bahasa (kata, frasa, dsb) yang mempunyai makna lebih
dari satu
proporsional : sebanding, seimbang, berimbang,
realitas : kenyataan
refleksi : gerakan, pantulan di luar kemauan(kesadaran) sebagai jawaban
suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar
regresi : penyusutan luas (air) laut yang disebabkan oleh faktor-faktor
tertentu;
relevan : kait-mengait; bersangkut-paut
relevansi : hubungan; kaitan
rima : pengulangan bunyi yang berselang baik di dalam larik sajak
maupun pada akhir larik sajak yang berdekatan
Glosarium 183
roket : peluru berbentuk silinder yang digerakkan dengan reaksi motor
dan dapat bekerja di luar atmosfer; projektil
rudal : peluru kendali
satelit : bintang yang mengedari bintang yang lebih besar
sentral : pusat; berada tepat di tengah-tengah
sinonim : bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk
lain
sinyal : tanda isyarat
skor : jumlah angka
slogan : perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok
dan mudah diingat, untuk memberitahukan sesuatu
spiritual : kejiwaan; rohani; batin; moral; mental
steril : suci hama; bersih dari bakteri; tidak subur; mandul
tipografi : ilmu cetak; seni percetakan
topik : pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan dsb;
bahan diskusi; bahan pembicaraan
verbal : (secara) lisan (bukan tertulis); (bersifat) khayalan; (bersifat) kata
kerja
vertikal : tegak lurus dari bawah ke atas atau kebalikannya; membentuk
garis tegak lurus
184 Bahasa Indonesia Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
aliterasi, 52
alfabetis, 13
antonim, 4, 5, 6
asonansi, 52
biografi, 132
citraan, 161
denotasi, 36, 37 :
deskripsi, 45, 59, 60
dongeng, 40, 43, 70, 72
efektif, 13, 45
efisien, 13
gestur, 8
grafitasi, 23, 29
imaji, 52
imajinasi, 52
imbuhan, 171
intonasi, 8, 26, 48,51, 113, 150
jeda, 48
konotasi, 36, 37
latar, 96, 97, 145
manuver, 27, 28
mimik, 12, 98, 100
narasi, 154, 155, 157
narasumber, 84, 109
polisemi, 4, 6, 7
presenter, 8
realitas
relevansi, 58
rima, 52
rudal, 23
satelit, 22, 23, 37
sampiran, 16
sinonim, 4, 5
sinyal, 27
tipografi, 52
topik, 84
ungkapan, 96
wawasan, 2
Indeks 185
Wacana Simakan
Uji Kompetensi Pelajaran I
PN-kan TNI AL
Kemarin, Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Abdurrahman Wahid alias
Gus Dur meminta agar TNI AL dilaporkan ke Pengadilan Negeri (PN) Pasuruan
terkait kasus penembakan yang menewaskan empat orang melukai warga Alas
Tlogo. Pernyataan tersebut disampaikan saat melakukan kunjungan ke Desa
Atas Tlogo dan disaksikan ribuan masyarakat sekitar. Menurut Gus Dur, dalam
pelaksanaan kerja sama antara pihak perusahaan dan TNI AL, banyak terjadi
kolusi sehingga merugikan masyarakat. Dalam proses laporan tersebut, Gus
Dur tidak memberikan batasan waktu.
"Setahun, dua tahun, atau berapa tahun, akan kami tunggu
penyelesaiannya," papar Gus Dur di hadapan warga. Gus Dur juga menilai
pernyataan yang disampaikan pihak TNI AL merupakan kebohongan besar.
Apa yang disampaikan tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Di antaranya
dengan mengatakan bahwa peluru yang mengenai warga adalah pantulan dari
tanah. Pernyataan yang disampaikan Gus Dur tersebut langsung mendapat
sambutan ribuan masyarakat yang memadati halaman rumah korban
meninggal, Rohmad. Sementara itu, anggota Komisi III DPR Nursyahbani
Katjasungkana menyatakan, dari sisi penyelesaian sengketa lahan, dia menilai
pemerintah tidak mampu melakukan inventarisasi aset. Pasalnya, selama ini
pemerintah tidak menunjukkan data baru terkait kepemilikan lahannya.
Sebaliknya, pemerintah masih menggunakan data lama yang ternyata
merupakan dokumentasi saat penjajahan Belanda. Ironisnya, lanjut
Nursyahbani, pendataan lahan yang dilakukan pemerintah saat ini terkesan
asal-asalan dan merugikan masyarakat. Pemerintah langsung mengklaim lahan
rakyat yang tidak disertai dengan surat-surat resmi sebagai aset negara. Untuk
itu, pihaknya akan meminta kejelasan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Dia minta BPN memberikan data komplet tentang status lahan yang menjadi
sengketa di Desa Alas Tlogo itu.
Sumber: Koran Sindo, 3 Juni 2007
186 Bahasa Indonesia Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Wacana Simakan
Uji Kompetensi Pelajaran II
NASA Siap Luncurkan Atlantis
BADAN antariksa AS NASA menyatakan siap meluncurkan pesawat ulangalik
Atlantis pada 8 Juni pukul 23.38 GMT.Atlantis akan menjalani misi
rekonstruksi Stasiun Antariksa Internasional.
Misi perbaikan tersebut sempat tertunda selama tiga bulan. Peluncuran akan
dilakukan di Pusat Antariksa Kennedy di Florida. Atlantis sesungguhnya
dijadwalkan meluncur pada Maret. Namun, pada 26 Februari, pesawat ulangalik
tersebut mengalami kerusakan pada bagian tangki bahan bakar eksternal
akibat hantaman badai. Karena itu, pesawat ulang-alik yang siap diluncurkan
itu dikembalikan lagi masuk ke hanggar untuk menjalani perbaikan.
Penundaan peluncuran Atlantis memaksa NASA memangkas program
peluncuran pesawat ulang-alik pada 2007. Sebelumnya, NASA berencana
melakukan peluncuran sebanyak lima kali. Kini, NASA hanya bisa melakukan
peluncuran pesawat ulang-alik sebanyak empat kali pada 2007. Pada 9 Agustus,
NASA berencana meluncurkan pesawat ulang-alik Endeavour dan pesawat
ulang-alik Discovery akan diluncurkan berikutnya,10 Oktober. "Kini kami siap
meluncur."
Pada saat ini, kami tidak melihat adanya kendala yang bisa menunda
peluncuran," tutur manajer program Atlantis Wayne Hale. Peluncuran Atlantis
memang tidak bisa ditunda-tunda lagi karena ISS sangat membutuhkan
perbaikan. Perbaikan terhadap ISS perlu dilakukan guna meningkatkan kinerja
wahana orbit tersebut. Tenggat yang dihadapi NASA sangat ketat karena ISS
dijadwalkan pensiun pada 2010. "Saya sangat yakin kami mampu melakukan
perbaikan dengan baik," tandas Hale.
Di samping melakukan misi perbaikan ISS, Atlantis juga akan melakukan
misi antar-jemput untuk mengganti awak ISS. NASA akan mengangkut kru
baru ke ISS dan memulangkan astronot Sunita Williams yang sudah bertugas
di ISS sejak Desember 2006. Misi pergantian kru ISS tersebut diperkirakan selesai
paling cepat Agustus. Guna memperbaiki ISS, Atlantis akan mengangkut sayap
panel surya yang akan dipasang pada ISS. Panel surya tersebut vital bagi ISS
karena menjadi sumber daya pembangkit listrik. ISS membutuhkan suplai listrik
lebih besar karena stasiun luar angkasa itu kini semakin membesar untuk
Lampiran 187
mengakomodasi laboratorium yang dibangun badan-badan antariksa Eropa
dan Jepang.
Misi Atlantis ini dibayang-bayangi kecemasan akibat kecelakaan fatal yang
menimpa pesawat ulang-alik Columbia pada 2003. NASA memperkirakan
pemulihan akibat bencana Columbia memakan biaya total sekitar USD1,2 miliar
(Rp10,6 triliun). Sebagian besar upaya perbaikan ini sudah selesai. Menurut
NASA, modifikasi tangki bahan bakar pesawat ulang-alik memakan perhatian
dan biaya paling besar. Columbia meledak menewaskan seluruh awaknya akibat
dihantam sepotong busa yang lepas dari tangki bahan bakar setelah peluncuran.
Akibat hantaman busa tersebut, perisai penahan panas yang melindungi Columbia
rusak. Ketika Columbia kembali masuk atmosfer untuk pulang setelah
16 hari berada di luar angkasa, gas atmosfer yang sangat panas meruntuhkan
perisai penahan panas pesawat ulangalik tersebut. Akibatnya Columbia pun
meledak di atas langit Texas.
Tujuh astronot yang berada di kabin Columbia tewas. Kendati NASA sudah
menghabiskan banyak sekali waktu dan anggaran untuk memperbaiki pesawat
ulang-alik sehingga pesawat-pesawat tersebut aman diterbangkan, armada
pesawat ulang-alik AS akan pensiun dalam waktu tiga tahun mendatang.
Sumber: Koran Sindo, 3 Juni 2007.
Wacana Simakan
Uji Kompetensi Pelajaran IV
Asal Usul Danau Toba
Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani
yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi
kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya
sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendirian. Di suatu
pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. "Mudah-mudahan
hari ini aku mendapat ikan yang besar," gumam petani tersebut dalam hati.
Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang.
Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat
seekor ikan cukup besar.
188 Bahasa Indonesia Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna
kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol
memancarkan kilatan yang menakjubkan. "Tunggu, aku jangan dimakan! Aku
akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku." Petani tersebut
terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang
ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah
wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. "Bermimpikah aku?," gumam
petani.
"Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang
budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata," kata gadis
itu. "Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu," kata gadis
itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk. Maka jadilah mereka sebagai
suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak
boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu
dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik
jelita bersama petani tersebut. "Dia mungkin bidadari yang turun dari langit,"
gumam mereka. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami
yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan
ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani
itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan mereka
menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha
petani. "Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! " kata seseorang
kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka
tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.
Setahun kemudian, kebahagiaan Petan dan istri bertambah, karena istri
Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan
mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak
yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai
satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa
lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.
Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh
membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu
mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah anak mereka. "Ya, aku akan
bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak kita!" kata Petani kepada istrinya.
"Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan
ayah yang baik," puji Puteri kepada suaminya.
Lampiran 189
Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani
itu. Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan
minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak
memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan
haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera sedang bermain
bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. "Anak tidak tau
diuntung! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat si Petani tanpa sadar telah
mengucapkan kata pantangan itu.
Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan
istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tibatiba
menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan
desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga
membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau
itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di
tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.
Sumber: Elexmedia
Wacana Simakan
Uji Kompetensi Pelajaran VII (Dialog)
Tukul Arwana
........................
Sering pulang ke Semarang, bagaimana komentar di kampung?Wah, terpukau. Luar biasa. Kayak-nya, tidak mungkin. Tukul apa? Wongdulu itu di sini sopir angkot.Memang Anda pernah sopir angkot?Loh, saya sopir angkot dulu, kernet angkot di Semarang. Sebelum SMA juga saya ngernet. Keluarga blok minus saya.
Kondisi itu yang membuat Anda tidak bisa sekolah tinggi?Dulu, iya, pengin. Cita-cita saya dulu pengen jadi insinyur. Pengin kuliah tapi keadaan tidak mampu, ya sudah. Tapi tidak apa-apalah, walaupun tidak sampai S-1, S-2, tapi honor saya bisa melebihi S-2, S-3 sekarang, alhamdulillah.
190 Bahasa Indonesia Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs Anda dulu sering naik motor. Sekarang?
Masih sering. Kadang-kadang bawa sendiri, kadang-kadang dibonceng.
Ya, tergantung hati saya. Pengin naik motor, naik motor. Pengin naik mobil,
naik mobil. Pengen naik Harley, naik Harley. Tinggal kepengin saya. Pengin
santai, santai. Tidak harus kayak eksekutif, tidak harus selalu glamour. Saya
tidak suka keglamouran, saya tidak suka ke dunia malam, saya tidak suka
dunia karaoke atau apalah.
Merokok?
Merokok jarang, minum nggak. Dunia yang itu, saya nggak. Saya
penginnya di rumah, santai, ngobrol. Itu senang.
Kalau sekarang Anda ketemu orang di jalan bagaimana?
`'Mas Tukul, apa kabar? Mas Tukul Empat Mata. Kembali ke laptop. Foto
dong mas Tukul?'' `'Mas Tukul wong ndeso (orang desa).''
Tidak keberatan disebut wong ndeso?
Tidak masalah. Tapi, berpikirnya kan tidak daerah. Berpikirnya, milenia,
wuah. Saya orangnya fighting spirit, saya positive thinking, dan saya tidak
pernah merendahkan orang, mengecilkan orang. Saya selalu membesarkan
(hati) orang lain, menghormati orang lain. Kesombongan itu akan menjadi
bumerang bagi diri sendiri, akan memakan dirimu sendiri. Tidak boleh.
Sumber: Republika, 14 Januari 2007
Wacana Simakan
Uji Kompetensi Pelajaran IX (Puisi)
NEGERI DEBU
Endang Supriadi
duka sebegitu tajam tergores di langit ini
sayap kupu-kupu tak bisa membawa beban debu
juga sapu lidi terlalu pendek untuk menyapu
sehektar puing yang dititipkan gempa kepadamu
ini wilayah angin, bisik daun pada
sebutir debu dan debu itu memang
tak pernah melihat onggokan bukit kapur di sana
kecuali rumah-rumah yang rebah
ditidurkan angin
sebatas mana rentang tanganmu ketika
Lampiran 191
gelombang memindahkan perahumu ke jalan raya?
atau ketika langit jadi hitam oleh gerhana
atau ketika sebuah menara bergeser karena gempa?
kita akan kembali ke dalam keabadian
melalui liku-liku dalam riset waktu
tak mudah kita menemukan ujung benang
dalam rajutan alam, tak mudah kita
memintal benang jadi gelas bagi air.
Yogyakarta-Jakarta, 12-13 Juni 2006
Sumber: Republika, Edisi 07/30/2006
Wacana Simakan
Uji Kompetensi Pelajaran X (Puisi)
Tuhan telah Menegurmu
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
Lewat perut anak-anak yang kelaparan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
Lewat semayup suara adzan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran
Lewat gempa bumi yang cukup berguncang
Deru angin yang meraung-raung kencang
Hujan dan banjir yang melintang pukang.
Adakah kau dengar itu?
Apip Mustopa
(Laut Biru Langit Biru, 1977)
192 Bahasa Indonesia Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Read the story >

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI NEGARA.

Senin, 05 Desember 2011
Oleh: Astawa Yasa, I Putu ( Pembimbing : Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana, Prof. Dr. Nengah bawa Atmadja, MA.) Tujuan Penelitian adalah untuk mengkaji hubungan antara kepuasan kerja guru dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Penelitian ini dilakukan pada sekolah menengah atas swasta di Negara. Teknik purposive Sampling digunakan untuk memperoleh88 orang guru sebagai anggota sampel. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan ex-post facto, dan data yang diperolehdianalisis dengan stastistik inferasial. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner Model Skala Likert yang dikalibrasikan dengan memakai uji validitas butir dan koefisien reliabilitas. Validitas butir dihitung dengan memakai koefisien Alpha Cronbach. Sedangkan uji persyaratan analisis untuk normalitas sebaran populasi memakai uji KOlmogorov-Smirnov, uji linearitas menggunakan uji F, dan uji multikolinearitas menggunakan model Reggresion Linear dari program SPSS 10.05 for Windows.
Hasil penelitian adalah : Pertama, ditemukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepuasan kerja guru (X1) dengan kinerja guru (Y) yang dinyatakan dalam bentuk persanaan regresi Ŷ = 39,482 + 0,602 X1 dan koefisien korelasi r y1 = 0,602. Kedua, ditemukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja guru (X2) dengan nkinerja guru (Y) yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Ŷ = 86,321 + 0,220 X2 dan koefisien korelasi r y2 =0,261. Ketiga, terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepuasan kerja guru (X1) dan motivasi kerja guru (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja guru
(Y) yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Ŷ = 31,874 + 0,576 X1 + 0,0623 X2 dan koefisien korelasi ganda r y 12 = 0.652. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja guru dan motivasi kerja guru dapat dipertahankan dan dibina terus-menerus oleh kepala sekolah/yayasan sekolah sehingga dapat meningkatkan kinerja guru.
Read the story >

HUBUNGAN ANTARA INTELIGENSI, KECERDASAN EMOSI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KREATIVITAS GURU SEKOLAH DASAR DI KOTA TABANAN

Minggu, 04 Desember 2011
Oleh: Suistana Adiputra, I Made (Pembimbing : Prof. Dr. I Gde Widja, Dr. Gde Sedanayasa, M.Pd)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hubungan antara intelegensi dengan kreativitas guru sekolah dasar di kota Tabanan, (2) hubungan antara kecerdasan emosi dengan kreativitas guru sekolah dasar di kota Tabanan, (3) hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kreativiatas guru sekolah dasar di kota Tabanan, dan (4) hubungan secara bersama-sama antara intelegensi, kecerdasan emosi, dan gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kreativitas guru sekolah dasar di kota Tabanan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru sekolah dasardi kota Tabanan yang berjumlah 192 orang. Sesuai dengan table Krejcie dan Morgan banyaknya sampel diambil berjumlah 129 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportional random sampling dengan undian. Penelitian ini menggunakan rancangan ex-post facto. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan tes intelegensi dan kuesioner dengan mengguanakan statistik parametrik berbentuk korelasi sederhana, korelasi ganda, regresi sederhana, regresi ganda, dan korelasi parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara intelegensi dengan kreativitas guru sekolah dasar di kota Tabanan dengan kontribusi sebesar 16,80% dan sumbangan efektif sebesar 10,90 %, (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan kreativitas guru sekolah dasar di kota Tabanan dengan kontribusi sebesar 27,70 % dan sumbangan efektif sebesar 22,90 %, (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kreativitas guru sekolah dasar di kota Tabanan dengan kontribusi sebesar 11% dan sumbangan efektif sebesar 6,80 %, dan (4) terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara intelegensia, kecerdasan emosi, gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kreativitas guru sekolah dasar di kota Tabanan dengan kontribusi sebesar 40,60 %. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara intelegensi, kecerdasan emosi, dan gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kreativitas guru sekolah dasar di kota tabanan secara terpisah maupun simultan. Dengan demikian, ketiga faktor tersebut dapat dijadikan prediktor tingkat kecendrungan kreativitas guru sekolah dasar di Kota Tabanan.
Read the story >

KONTRIBUSI INTELIGENSI, PERHATIAN ORANG TUA, KEBIASAAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PROSES BELAJAR MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 DENPASAR (Studi Kasus pada Kelas Akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar)

Sabtu, 03 Desember 2011
Oleh: Tumbuh, I Made 
(Pembimbing : Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana, Prof. Dr. Nyoman Dantes)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya : (1) kontribusi intelegensi terhadap prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar, (2) kontribusi perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar, (3) kontribusi kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar, (4) kontribusi kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar dan (5) kontribusi secara bersama-samaintelegensi, perhatian orang tua, kebiasaan belajar, dan kemampuan guru mengelola proses belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas akselerasi SMA negeri 1 Denpasar tahun 2005. Penelitian ini merupakan penelitian kasus den sensus dengan subyek penelitian sebanyak 17 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa, metode tes digunakan untuk mengukur inteligensi siswa dan kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang perhatian orang tua dan kebiasaan belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi, regresi dan analisis determinasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara intelegensi dengan prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar sebesar 55,20 % dengan sumbangan efektif sebesar 9,30 %, (2) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar sebesar 50,20 % dengan sumbangan efektif sebesar 24,10 %, (3) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar dengan kontribusi sebesar 64,10 % dan sumbangan efektif sebeasr 30,70 %, (4) terdapat kontribusi postif dan signifikan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar dengan kontribusi sebesar 49,70 % dan sumbangan efektif sebesar 10,80 %, (5) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan secara bersama-sama intelegensi, perhatian orang tua, kebiasaan belajar dan kemampuan guru dalam mengelolaproses belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar 79,40 %. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan terdapat kontribusi yang positif dan signifikan inteligensi, perhatian orang tua, kebiasaan belajar, dan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar baik secara terpisah maupun simultan. Dengan Demikian, keempat faktor tersebut dapat dijadikan prediktor tingkat kecendrungan prestasi belajar siswa akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar.
Read the story >

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI BALI

Jumat, 02 Desember 2011
Oleh : Sudiartha, I Ketut 
(Pembimbing : Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana, Prof. Dr. Wayan Koyan, M.Pd)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan langsung antara : (1) motivasi belajar dengan kebiasaan belajar, (2) kemampuan numerik dengan kebiasaan belajar, (3) motivasi belajar dengan hasil belajar, (4) kemampuan numerik dengan hasil belajar, (5) kebiasaan belajar dengan hasil belajar, serta hubungan tidak langsung antara; (6) motivasi belajar dengan hasil belajar melalui kebiasaan belajar, dan (7) hubungan tidak langsung antara kemampuan numerik dengan hasil belajar melalui kebiasaan belajar, dan (8) hubungan secara simultan antara motivasi belajar, kemampuan numerik, dan kebiasaan belajar dengan hasil belajar mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan survey dan expost facto, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan statistik inferensial. Penelitian ini dilakukan terhadap 75 orang mahasiswa semester III jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali. Data yang diperlukan dalam pembahasan dikumpulkan dengan menggunakan instrument skala Likert yaitu; kuesioner motivasi belajar dan kuesioner kebiasaan belajar sedangkan data tentang kemampuan numerik dikumpulkan melalui tes dan prestasi belajar dikumpulkan melalui studi dokumentasi. Instrumen tersebut dikalibrasi dengan memakai uji validitas butir, koefisien reliabilitas, dan uji persyaratan analisis yaitu; normalitas sebaran data, linearitas data, dan heterokedastisitas.
Hasil analisis ditemukan : (1) terdapat hubungan langsung positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan kebiasaan belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,980, (2) terdapat hubungan langsung positif yang signifikan antara kemampuan numerik dengan kebiasaan belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,984, (3) terdapat hubungan langsung positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,978, (4) terdapat hubungan langsung positif yang signifikan antara kemampuan numerik dengan hasil belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,990, (5) terdapat hubungan langsung positif yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,992, (6) terdapat hubungan tidak langsung positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar dengan koefisien sebesar0.992. Koefisien ini memiliki nilai F sebesar 2279,543. Dengan F table adalah 3,13, (7) terdapat hubungan tidak langsung positif yang signifikan antara kemampuan numerik dengan hasil belajar dengan koefisien sebesar 0,995 dengan koefisien diterminasinya (R2) sebesar 0,989. Ini berarti bahwa pengaruh tak langsung kemampuan numerik terhadap hasil belajar adalah 98,9 %, dan (8) terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar, kemampuan numerik dan kebiasaan belajar dengan hasil belajar dengan koefisien sebesar 0,995 dengan koefisien determinasinya (R2) sebesar 0,990. Ini berarti bahwa pengaruh motivasi belajar, kemampuan numerik, dan kebiasaan belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar adalah 99,0 %. Penelitian ini juga membuktikan besarnya koefisien korelasi ketiga variable bebas terhadap hasil belajar sebesar 0,213, kemampuan numerik sebesar 0,356, dan kebiasaan belajar sebesar0,426.
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah upaya peningkatan kemampuan numerik, dan pembenahan kebiasaan belajar sehingga dapat disarankan ; (1) kemampuan numerikal mahasiswa hendaknya terus ditingkatkan melalui pemberian latihan dan tugas-tugas yang berhubungan dengan kalkulasi tanpa menggunakan kalkulator dan (2) tanamkan kebiasaan belajar yang teratur kepada
setiap mahasiswa melalui pemberian tugas-tugas di kampus dan dirumah.
Read the story >

Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah

Kamis, 01 Desember 2011
I. TEHNIK PEMBIBITAN TANAMAN BUAH

A. Persyaratan pembibitan
1. Lokasi
· Dekat sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun, terutama untuk menghadapi musim kemarau.
· Dekat jalan yang dapat dilewati kendaraan roda empat, untuk memudahkan kegiatan pengangkutan keluar dan masuk kebun.
· Terpusat sehingga memudahkan dalam perawatan dan pengawasan. Luasnya disesuaikan dengan kebutuhan produksi bibit.
· Lahan datar dan drainase baik.
· Teduh dan terlindung dari ternak.
2. Kesuburan tanah
· Diperlukan untuk kebun koleksi pohon induk dan kebun persemaian batang bawah, sehingga pertumbuhan dan produktivitas tanaman dapat optimal.
· Menunjang kemudahan dalam memperoleh media semai dan media tanam dalam polybag
3. Kondisi iklim
· Daerah yang ideal untuk lokasi kebun pembibitan adalah daerah yang bersuhu udara sejuk, kelembaban udara yang relatif tinggi, serta curah hujan yang cukup akan menunjang pertumbuhan awal bibit tanaman.
· Kondisi sebaliknya justru diperlukan untuk kebun produksi buah dengan hari kering (kemarau) harus tegas terpisah dari hari hujan. Karena ini berpengaruh pada pembungaan dan pembuahan.
4. Sumber daya produksi
· Sumber daya manusia yang terampil, rajin dan cinta tanaman. Unsur cinta tanaman (hobby) ini penting artinya karena pada hakekatnya tanaman adalah makluk hidup yang penanganannya memerlukan perhatian khusus.
· Sumber daya produksi lainnya yang diperlukan dalam pembibitan tanaman antara lain pupuk kandang, polybag, paranet, pestisida dan lain-lain. Kesulitan memperoleh bahanbahan tersebut terutama berdampak terhadap menurunnya mutu bibit yang dihasilkan,atau mahalnya biaya produksi.

B. Pengelolaan pembibitan
1. Media tumbuh dalam polybag
· Syarat media tumbuh yang baik adalah ringan,murah,mudah didapat, porus (gembur) dan subur (kaya unsur hara). Penggunaan media tumbuh yang tepat akan menentukan pertumbuhan optimum bibit yang ditangkarkan.
· Komposisi media tanam untuk mengisi polybag dapat digunakan campuran tanah, pupuk kandang dan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1.1
· Sterilisasi pupuk kandang sebelum digunakan untuk campuran media bertujuan membunuh penyakit, cendawan, bakteri, biji gulma, nematoda dan serangga tanah. Sterilisasi ini misalnya dilakukan dengan uap air panas atau perebusan dengan menggunakan drum minyak tanah (isi 200 l). Drum diisi setengahnya, kemudian
dipanaskan di atas tungku. Setelah air mendidih pupuk kandang dalam karung bekas dimasukkan ke dalam drum (direbus selama 0,5-1 jam).
· Ukuran polybag yang banyak digunakan di pembibitan buah-buahan biasanya berukuran 15X20 cm (diameter x tinggi) sampai batang bawah dapat disambung atau diokulasi (sekitar 3-4 bulan setelah tanam biji). Tiga sampai empat bulan setelah itu, bibit dapat dipindahkan ke polybag berukuran 20x30 cm.Tiga sampai empat bulat berikutnya bibit dipindah ke polybag ukuran 30x40 cm. Hal ini diperlukan karena polybagnya sudah tidak memadai lagi untuk perkembangan akarnya, sedangkan bibit masih belum siap ditanam. Akibat makin menyempitnya ruang tumbuh akar, kondisi kesuburan bibitnya jadi
menurun, bahkan setelah beberapa lama pertumbuhannya seolah-olah berhenti.
2. Cara penggantian polybag
· Polybag lama disobek dengan silet atau pisau secara hati-hati agar media di dalamnya tidak pecah atau berhamburan. Sebaiknya polybag disiram dengan air sebelum dilaksanakan pindah tanam, agar media lebih kompak/padat.
· Polybag pengganti diisi media tumbuh yang baru, sampai seperempat bagian dari volume polybag.
· Setelah itu, media lama yang menyelubungi perakaran bibit dikurangi sedikit dan perakaran yang sudah mati atau mengering dipotong dengan gunting setek, kemudian bibit dimasukkan ke dalam polybag pengganti.
· Bibit diatur agar letaknya tepat di tengah polybag, kemudian media tumbuh yang baru dimasukkan ke dalam polybag sampai hampir menyentuh bibir polybag pengganti.
· Bibit dalam polybag baru disiram sampai cukup basah agar media tumbuh yang baru dimasukkan memadat, sehingga kedudukan bibit menjadi kuat.
3. Naungan bibit
· Fungsi naungan pada bibit sewaktu kecil:
o Mengatur sinar matahari yang masuk ke pembibitan hanya berkisar antara 30 - 60% saja.
o Menciptakan iklim mikro yang ideal bagi pertumbuhan awal bibit.
o Menghindarkan bibit dari sengatan matahari langsung yang dapat membakar daundaun muda.
o Menurunkan suhu tanah di siang hari, memelihara kelembaban tanah, mengurangi derasnya curahan air hujan dan menghemat penyiraman air.
· Jenis naungan untuk pembibitan:
o Naungan seng plastik hijau meneruskan sinar sebesar 40-60% (40% untuk naungan plastik yang sudah lama terpasang hingga 60% untuk yang baru dipasang).
o Naungan paranet dari bahan plastik atau nylon. Paranet tipe 55 dan 45 (55% dan 45% sinar yang diteruskan).Umur pakainya bisa bertahan lama (3-4 tahun), sehingga sekali pasang dapat dipakai untuk beberapa kali usaha pembibitan.
o Naungan sederhana dari anyaman bambu, daun kelapa dan sebgainya, yang disusun
sedemikian rupa, sehingga menghasilkan sinar masuk sekitar 50%.
2
4.Tempat pemeliharaan bibit berpolybag
· Menggunakan rak yang terbuat dari bilah bambu atau besi.Ventilasi atau jalan angin di bawah rak bibit berfungsi:
o Mencegah penularan bibit penyakit dari tanah yang sering terlontar ke daun bila terkena cipratan air hujan.
o Kelebihan air siraman atau hujan dengan mudah menetes ke bawah, sehingga media tidak menjadi becek dan kelembaban udara di sekitar bibit tidak terlalu tinggi, ini penting untuk menghindari pertumbuhan cendawan.
o Pertumbuhan akar tunggang akan terhambat atau berhenti apabila terkena udara di
lubang dasar polybag dan sebaliknya pertumbuhan akar lateralnya bertambah,
sehingga semakin menguatkan kedudukan bibit.
· Menggunakan alas dari mulsa plastik hitam perak. Pemakaian alas berupa mulsa plastik berfungsi:
o Mengurangi dan mencegah pertumbuhan gulma disekitar bibit tanaman.
o Mencegah siraman air ke media polybag terus lari ke bawah atau lapisan tanah dibawah polybag, karena tertahan oleh lapisan mulsa plastik.
o Pertumbuhan akar tunggang akan terhambat atau berhenti karena tidak mampu menempus lapisan mulsa plastik dan sebaliknya pertumbuhan akar lateralnya bertambah, sehingga semakin menguatkan kedudukan bibit.

5. Pemeliharaan bibit
· Penyemprotan dengan insektisida apabila terdapat hama. Biasanya hama yang menyerang tanaman di pembibitan adalah kutu perisai, kutu putih dan ulat daun. Insektisida yang digunakan, misalnya Supracide 25 WP, Decis 2,5 EC, Reagent 50 SC atau Decis 2.5 EC dengan konsentrasi 2 cc/l air.
· Penyemprotan dengan fungisida apabila terdapat serangan penyakit. Biasanya penyakit yang menyerang tanaman di pembibitan terutama yang disebabkan oleh Rhizoctonia sp, Phytophthora sp, Fusarium sp dan Phytium sp. Bibit yang terserang supaya tidak menular segera dipisahkan dari kelompok yang masih sehat, kemudian seluruh bibit disemprot dengan Antracol 70 WP, Dithane M-45 80 WP dengan konsentrasi 2 cc/l atau 2 g/l air. Penyemprotan diulang seminggu sekali.
· Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk daun seperti Atonik, Metalik
atau Gandasil D dengan konsentrasi 2 cc/l air atau menggunakan pupuk NPK (15:15:15)
dengan konsentrasi 1-2 g/l air. Pemberian pupuk ini dilakukan seminggu sekali. Selain itu pemupukan dapat juga diberikan melalui tanah dengan dosis 1-2 gram per tanaman yang dilakukan sebulan sekali.
· Penyiraman bibit pada musim kemarau biasanya dilakukan setiap dua hari sekali,sedangkan pada musim hujan disesuaikan. Penyiraman bibit ini dilakukan dengan menggunakan gembor air.
· Pengairan sistem genangan atau bahasa Jawanya dilep apabila pembibitannya dilakukan dalam polybag yang ditaruh di sawah, maka cara penyiramannya dengan menutup saluran pembuangan air, kemudian air dimasukkan ke areal pembibitan sampai media di polybag menjadi basah.Pemasukan air ini sebaiknya dilakukan pada waktu sore/malam hari ketika suhu tanah tidak tinggi. Lama perendaman 1-2 jam dengan tinggi air cukup ¾ tinggi polybagnya.
· Penyiangan rumput pengganggu (gulma), karena rumput selalu bersaing dengan bibit dalam pengambilan hara, ruang tempat tumbuh, air dan sinar matahari.
3
6. Pengepakan bibit
· Untuk bibit yang dikirim dalam bentuk stump (cabutan), pengirimannya tidak ada masalah karena beberapa bibit bisa saja dibungkus dengan batang pisang atau bahan lain yang bersifat lembab, sehingga akarnya tidak kering, semisal bibit jeruk dan jati.
· Pengepakan bibit yang peka, seperti bibit durian, dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan setengah tanahnya, kemudian ditambahkan serbuk kelapa (cocopit). Untuk menghilangkan stres, sebelum diangkut bibit diletakkan dahulu di bawah naungan dan disiram untuk adaptasi. Setelah satu minggu biasanya bibit sudah segar kembali dan dapat dipak dalam peti berventilasi untuk dikirim. Dengan cara pengepakan seperti ini, maka bibit dalam polybag yang semula beratnya 4-7 kg/bibit menjadi0,5-1 kg/bibit.
· Mengeluarkan setengah tanahnya dan ditambah dengan gel (Agrosoft), kemudian polybag diikat. Keadaan ini membuat bibit mampu bertahan sampai 4-7 hari tanpa penyiraman
· Pengepakan tanpa mengurangi media tanam, biasanya untuk angkutan darat
Read the story >

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KINERJA PAMONG BELAJAR UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR DI PROVINSI BALI

Oleh : Dana, I Nyoman 
(Pembimbing : Prof. Dr. Gede Sedanayasa,M.Pd, Dr. I Made Yudana, M.Pd)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) besarnya kontribusi kesejahteraan pamong belajar terhadap kinerja pamong belajar UPTD Sanggar Kegiatan Belajar di Provinsi Bali, (2) besarnya kontribusi intrinsic terhadap kinerja pamong belajar UPTD Sanggar Kegiatan Belajar di Provinsi Bali, (3) besarnya kontribusi disiplin kerja pamong belajar dengan kinerja pamong belajar UPTD Sanggar Kegiatan Belajar di Provinsi Bali, dan (4) besarnya kontribusi secara bersama-sama antara kesejahteraan pamong belajar , motivasi intrinsik, dan disiplin kerja pamong belajar terhadap kinerja pamong belajar UPTD Sanggar Kegiatan Belajar di Provinsi Bali. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pamong belajar UPTD Sanggar Kegiatan Belajar di Provinsi Bali yang berjumlah 103 orang. Sesuai dengan tabel Krejcie dan Morgan, bila besarnya populasi 103 orang, maka sampel yang diambil 80 orang. Sampel diambil dengan teknik random sampling dengan undian. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner kesejahteraan pamong belajar, kuesioner motivasi intrinsic, dan kuesioner disiplin kerja pamong belajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi, regresi dan analisis determinasi.
Hasil analisis dengan program SPSS 11.0 ditemukan bahwa : (1) kesejahteraan pamong belajar berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja pamong belajar sebesar 19,70 %, (2) motivasi intrinsic pamong belajar sebesar 8,5 %, dan (4) secara bersama-sama kesejahteraan, motivasi intrinsic, dan disiplin kerja pamong belajar berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja pamong belajar sebesar 48%. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan, motivasi intrinsik, dan disiplin kerja pamong belajar berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja pamong belajar UPTD Sanggar Kegiatan Belajar di Provinsi Bali secara terpisah maupun simultan. Dengan demikian ketiga variabel tersebut dapat dijadikan prediktor tingkat kecendrungan kinerja pamong belajar UPTD Sanggar Kegiatan Belajar di Provinsi Bali.
Read the story >

Entri Populer

tempat iklan
Grab this Widget ~ Blogger Accessories
 
bottom