KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Rabu, 30 Maret 2011
Kesimpulan
Studi Implementasi Rencana Tata Ruang Terpadu Wilayah Metropolitan Mamminasata, sebagaimana dijelaskan dalam laporan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
1) Studi ini menitikberatkan pada konservasi lingkungan dan perbaikan amenitas di wilayah Mamminasata, dengan memodifikasi arah rencana-rencana yang ada. Melalui diskusi-diskusi yang telah dilaksanakan dalam serangkaian Lokakarya dan Kelompok Kerja, modifikasi ini didukung oleh para pihak terkait (stakeholder) di wilayah ini. Mereka memiliki keinginan untuk melakukan perubahan terhadap lingkungan dan memperbaiki amenitas wilayah ini agar generasi selanjutnya dapat menikmati lingkungan yang lebih baik.

2) Peningkatan jumlah penduduk dan semakin berkembangnya urbanisasi di Makassar mengakibatkan perubahan pola pemanfaatan lahan baik di Makassar maupun di wilayah-wilayah lain di Mamminasata. Perubahan tersebut sebaiknya tidak dibiarkan terjadi begitu saja tetapi harus dikoordinasikan, dibina dan diatur dengan baik berdasarkan perencanaan tata ruang, tidak saja di tingkat kabupaten tetapi juga di tingkat wilayah Mamminasata.

3) Sasaran pengembangan ekonomi yang ditetapkan sebagai kerangka bagi rencana tata ruang terpadu Mamminasata, terutama untuk sektor pertanian dan manufaktur, akan tercapai apabila usaha-usaha pembangunan dilakukan searah dengan yang telah diindikasikan dalam Studi ini. Akan tetapi, sasaran tersebut tidak akan dapat tercapai tanpa usaha keras dari pihak pemerintah maupun swasta, serta dorongan dari pihak akademisi.

4) Ketika sasaran pengembangan ekonomi dapat tercapai sebagaimana diprogramkan, maka kesempatan kerja akan meningkat secara berkelanjutan dan angka pengangguran dapat diturunkan ke level sekitar 5%. Dengan kesempatan kerja yang lebih besar, angka kemiskinan pasti akan menurun walaupun belum ada pengukuran secara kuantitatif. Standar hidup masyarakat di Mamminasata akan meningkat secara keseluruhan.
5) Dengan sasaran bersama yang tertuang dalam rencana tata ruang terpadu, dinamisme akan tercipta dan meluas di setiap bagian kegiatan pembangunan di Mamminasata. Rencana tata ruang terpadu Mamminasata akan berperan sebagai model bagi pengembangan wilayah Metropolitan di Indonesia.
6) Investasi yang besar akan dibutuhkan untuk meningkatkan infrastruktur ekonomi serta untuk meningkatkan infrastruktur perkotaan sebagaimana diusulkan dalam Studi ini. Sebagian besar infrastruktur tersebut akan membutuhkan pengembangan wilayah terpadu dan bukan hanya untuk kabupaten/kota tertentu saja. Dengan demikian, kerjasama antar kabupaten/kota di Mamminasata sangat perlu dilakukan untuk mencapai
tujuan bersama pembangunan.
7) Ketersediaan dana untuk investasi publik dalam proyek-proyek infrastruktur terbatas, dan proyek-proyek yang secara finansial menguntungkan sejauh mungkin harus dilaksanakan oleh pihak swasta. Karena infrastruktur perkotaan dan ekonomi nir-laba dan/atau semi-laba dikelola dan dilaksanakan dengan anggaran publik di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten, dana investasi publik tambahan akan dibutuhkan untuk Mamminasata. Dalam konteks ini, pemerintah kabupaten/kota harus mengalokasikan anggaran belanja pembangunan (saat ini sekitar 20% dari anggaran belanja kota dan kabupaten di Mamminasata), yang lebih besar dengan mengurangi alokasi belanja rutin (saat ini sekitar 80%).
8) Program-program yang diusulkan tidak akan berhasil diterapkan hanya dengan adanya penyediaan dan pengelolaan keuangan. Keberlanjutannya akan lebih ditentukan oleh komitmen dan inisiatif yang kuat dari para pihak terkait, khususnya dalam administrasi publik. Komitmen demikian akan diarahkan melalui pembentukan kelembagaan untuk implementasi. Pada saat yang sama, seluruh pihak terkait harus mematuhi seluruh peraturan dan perundangan yang akan ditetapkan bagi pengelolaan dan pembangunan tata ruang di Mamminasata. Tanpa komitmen dan kepatuhan tersebut, perencanaan tata ruang Mamminasata tidak akan berkelanjutan.

Rekomendasi
Berbagai rekomendasi untuk implementasi rencana-rencana pembangunan sektoral dan wilayah telah disajikan. Demi keberhasilan implementasi sebagai sebuah perencanaan tata ruang terpadu, rekomendasi secara keseluruhan dirangkum sebagai berikut.
1) Rencana-rencana tata ruang kabupaten/kota Makassar, Maros, Gowa dan Takalar harus dielaborasi dengan mengacu pada rencana tata ruang Mamminasata, dan harus dikoordinasikan dengan baik. Jika tidak, maka baik rencana tata ruang kota/kabupaten maupun rencana tata ruang Mamminasata tidak bermanfaat. Oleh karena itu, direkomendasikan agar rencana-rencana tata ruang kota/kabupaten dirumuskan dan diimplementasikan sejalan dengan prinsip-prinsip dan rekomendasi yang diberikan dalam Studi ini.
2) Dalam merumuskan rencana-rencana tata ruang kabupaten/kota, diharapkan database dapat digunakan secara bersama untuk memudahkan acuan antar kota/kabupaten serta memudahkan koordinasi ketika dibutuhkan. Karena database yang dipergunakan untuk Studi ini telah tersedia, termasuk database GIS, direkomendasikan agar database tersebut dipergunakan seluas mungkin oleh kantor-kantor kota/kabupaten terkait.
3) Rencana-rencana tata ruang kabupaten/kota sebaiknya juga dirumuskan dengan mempertimbangkan anggaran untuk belanja pembangunan di setiap kota/kabupaten. Karena anggaran kota/kabupaten untuk pembangunan saat ini terbatas hanya sekitar 20% dari total anggaran dan sisa sebesar 80% dialokasikan untuk belanja pegawai dan belanja rutin lainnya, maka direkomendasikan pengurangsan belanja rutin untuk menyiapkan anggaran yang lebih besar bagi belanja pembangunan.
4) Pemerintah provinsi harus mengambil inisiatif dalam mendirikan kantor pengelolaan rencana tata ruang Mamminasata untuk koordinasi dan implementasi yang baik. Kantor pengelolaan tersebut harus dilengkapi dengan staf yang memiliki kapabilitas keahlian tinggi dan diberikan kewenang yang sesuai untuk pelaksanaan pengelolaan. Akan lebih baik apabila didukung oleh dewan atau komisi yang terdiri dari perwakilan dari sektor pemerintah, swasta dan akademisi. Direkomendasikan agar kantor pengelolaan dan dewan/komisi dibentuk oleh pemerintah provinsi di awal pelaksanaan wilayah metropolitan Mamminasata yang “terkoordinasi (coordinated)”.
5) Kerjasama dan kemitraan dengan pihak swasta sangat penting bagi keberhasilan pelaksanaan rencana tata ruang Mamminasata. Demikian pula, kemitraan dengan pihak akademisi harus juga didorong lebih jauh dan sumber daya pemerintah, swasta dan akademisi dimobilisasi bersama untuk mewujudkan Mamminasata metropolitan yang “kreatif (creative)”. Dalam waktu yang sama, kerjasama dan kolaborasi dengan LSM lokal agar didorong, utamanya demi penciptaan Mamminasata yang “bersih (clean)”.
6) Untuk pengelolaan pelaksanaan rencana tata ruang Mamminasata yang terkoordinasi serta untuk implementasi rencana-rencana tata ruang kota/kabupaten, maka Keputusan/Peraturan Presiden diharapkan dapat ditetapkan untuk mengatur proses perencanaan dan implementasi. Direkomendasikan agar inisiatif penyusunan Keputusan/Peraturan Presiden untuk perencanaan tata ruang Mamminasata tersebut dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum.
7) Tanpa tergantung pada apakah Keputusan/Peraturan Presiden untuk Mamminasata akan diberlakukan atau tidak, perundang-undangan, aturan dan peraturan yang sesuai agar ditetapkan untuk tata guna lahan, pengembangan kota, pengelolaan lalulintas, pengelolaan lingkungan, dan pengelolaan lainnya untuk implementasi rencana-rencana tata ruang, sebagaimana telah dibahas sebelumnya dalam Studi ini. Direkomendasikan agar tindakan-tindakan yang sesuai diambil bagi penetapan perundangundangan, aturan dan peraturan tersebut dalam implementasi rencana tata ruang Mamminasata.
8) Mengingat tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah, terutama menyangkut konservasi lingkungan dan amenitas, berbagai inisiatif harus diambil untuk memotivasi masyarakat dalam melindungi lingkungan dan menghargai kepentingan umum. Beberapa kegiatan percontohan dalam rangka Studi ini (seperti lomba gambar dan tulis, kampanye hijau, penanaman pohon, program barter sehat untuk pengumpulan sampah, uji coba pendidikan lingkungan) menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat dapat ditingkatkan melalui pendekatan partisipatoris. Oleh karena itu, direkomendasikan agar pendekatan partisipatoris diterapkan untukmemotivasi masyarakat menciptakan wilayah metropolitan Mamminasata yang bersih, kreatif dan terkoordinasi (clean, creative and coordinated).
9) Berbagai tindakan harus segera diambil dalam implementasi rencana tindak jangka pendek yang diusulkan oleh Studi ini. Program-program tersebut akan membutuhkan pendanaan untuk implementasi di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten. Karena sumber keuangan tersedia terbatas di setiap tingkatan, maka pinjaman lunak perlu dipertimbangkan sehingga kebutuhan dana tahunan untuk pembangunan prasarana dan investasi besar lainnya dapat teratasi. Direkomendasikan agar pinjaman tersebut diajukan ke lembaga-lembaga keuangan internasional, sebaiknya dalam bentuk paket untuk memudahkan koordinasi dalam implementasi.
10) Implementasi rencana tata ruang Mamminasata harus di monitor secara berkala dan pelajaran/pengalaman perlu diambil oleh para pihak terkait. Karena kondisi sosial ekonomi berubah dari tahun ke tahun, direkomendasikan agar usulan rencana tata ruang Mamminasata dikaji ulang dan diperbaharui setiap lima tahun hingga tahun 2010.
Read the story >

Proyek Pelebaran Jalan Perintis Kemerdekaan -Urip Sumoharjo

Selasa, 29 Maret 2011
Studi tentang transportasi darat di Mamminasata, seperti tercantum pada Bab 9.3, telah menguraikan bahwa prioritas akan diberikan untuk pelebaran jalan tol Ir. Sutami dan jalan Perintis-Urip. Karena pelebaran jalan tol Ir. Sutami (dari 2 jalur menjadi 6 jalur) akan dimulai dengan skema BOT, maka studi pra-kelayakan dilakukan untuk pelebaran jalan Perintis-Urip yang membentuk jalur utama di Mamminasata yang memanjang
dari Maros hingga pusat kota Makassar. Jalan ini adalah jalan nasional dengan total panjang 15,5 km (Perintis Kemerdekaan 11,8 km dan Urip Sumoharjo of 3,7 km).
Sempadan jalan yang ada saat ini merentang antara 22m hingga 24m dengan empat jalur. Dengan perkiraan volume lalu lintas 682.000~733.000 pcu/hari, maka jalan Perintis-Urip saat ini dianggap sangat padat.
1) Dasar Pembenaran untuk Peningkatan
Meskipun ramalan permintaan lalu lintas untuk rencana tata ruang terpadu di Mamminasata telah mendukung prioritas pelebaran jalan Perintis-Urip, namun studi pra-kelayakan dimulai dengan analisis kebutuhan lalu lintas pada jalan ini setelah
perampungan pelebaran jalan tol Ir. Sutami. Analisis simulasi menunjukkan bahwa dalam kasus kondisi jaringan jalan tetap seperti saat ini, kebutuhan lalu lintas pada jalan tol Ir. Sutami akan meningkat tajam hingga tahun 2020 sedangkan lalu lintas sepanjang jalan Perintis-Urip akan mencapai titik maksimumnya pada sekitar tahun 2010 (1.114.000~1.219.000 pcu/hari dengan rasio volume-kapasitas lebih dari 2,0) dan kemudian secara bertahap menurun hingga tahun 2020 . Rinciannya dicantumkan pada Tabel 11.9.
Apabila pelebaran jalan Perintis-Urip tidak dilakukan, maka kebutuhan lalu lintas pada jalan tol Ir. Sutami akan menunjukkan VCR lebih besar dari2,0 yang menunjukkan kepadatan yang amat tinggi. Sebaliknya, bila jalan Perintis-Urip dilebarkan, maka rasio kemacetan lalu lintas (VCR) dapat dipertahankan antara 1,0 dan 1,5, dan volume lalu lintas akan tetap meningkat dan memberi kontribusi bagi keuntungan retribusi tol Ir. Sutami. Hal ini membuktikan bahwa pelebaran jalan Perintis-Urip tetap diperlukan meskipun setelah dilakukan pelebaran jalan tol Ir. Sutami telah dilaksanakan
Perkiraan biaya dan Jadual Konstruksi
Berdasarkan desain awal, biaya untuk pekerjaan peningkatan jalan Perintis-Urip diperkirakan senilai US$41,1 juta7 untuk biaya konstruksi langsung, dan sekitar US$61,2 juta8 untuk total konstruksi, termasuk biaya pembebasan lahan dan biaya relokasi utilitas umum, sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 11.11.
Read the story >

Peningkatan Kapasitas Gardu Induk dan Rehabilitasi Sistem Distribusi

Senin, 28 Maret 2011
Seperti tercantum pada Bab 9.1, Wilayah Metropolitan Mamminasata mengalami
kelebihan beban yang serius mulai dari Juli s/d Oktober 2005 (pemadaman bergilir).
Mamminasata kembali mengalami kelebihan beban yang besar pada bulan April 2006.
Kelebihan beban seperti itu antara lain disebabkan oleh kurangnya kapasitas
pembangkit di Sulawesi Selatan. Stasiun pembangkit yang baru harus dikembangkan
sesuai rekomendasi pada Bab 9.1 dan tidak bisa ditunda lagi.
Seringnya terjadi gangguan listrik adalah persoalan lain yang harus segera diselesaikan.
Di Mamminasata sepanjang tahun 2005 terdapat hampir 5.700 kali gangguan listrik
dan 98% di antaranya disebabkan oleh masalah dalam sistem distribusi. Kelebihan
beban pada travo di gardu induk merupakan alasan utama terjadinya gangguan dan
pemadaman listrik. Fasilitas distribusi pada umumnya sudah tua, tak terpelihara
dengan baik, kelebihan beban dan lemah dalam mengakomodasi peningkatan
permintaan/kebutuhan atau bahkan mempertahankan kualitas pasokan yang dapat
diterima untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Mempertimbangkan kondisi tersebut,
diusulkan agar dilaksanakan proyek peningkatan kapasiatas gardu induk dan
rehabilitasi sistem distribusi sebagai proyek prioritas.
1) Justifikasi untuk Implementasi
Pada bulan Agustus 2005 ketika studi sektoral tentang tenaga listrik dilakukan untuk
Rencana Tata Ruang Wilayah Mamminasata, terdapat beberapa gardu induk yang
memiliki kekurangan kapasitas travo. Selanjutnya, PLN meningkatkan kapasitas travo
di Daya (20 MVA), Panakkukang (60 MVA), Takalar (30 MVA), Borongloe (10 MVA)
dan Mandai (20 MVA). Meskipun demikian, per April 2006, beban maksimum travo di
gardu induk Panakkukang telah melebihi batas toleransi 80% dan bahkan beberapa kali
mencapai 100% seperti tercantum pada Gambar 11.11.

Selanjutnya, gardu induk Tanjung Bunga yang baru dibangun didesain beberapa tahun
lalu memiliki 30 MVA dan diprediksikan bahwa beban travo akan segera melebihi 90%.
Gardu induk ini harus meningkatkan kapasitas travo sesegera mungkin. Kapasitas
travo di gardu induk Maros dan Sungguminasa harus pula ditingkatkan guna
memenuhi kebutuhan tahun 2008 - 2009.
Sebagaimana yang dikemukakan di atas, berbagai masalah seringkali muncul dan
disebabkan oleh jalur distribusi. Gangguan listrik di Mamminasata 2,5 kali lebih besar
dari pada rata-rata Indonesia. Untuk menstabilkan pasokan listrik di Mamminasata,
maka perlu segera dilakukan rehabilitasi dan peningkatan fasilitas distribusi oleh PLN.
2) Fasilitas-Fasilitas yang Harus Ditingkatkan dan Perkiraan Biaya
Untuk meningkatkan kapasitas gardu induk, maka diperlukan pemasangan tambahan
sejumlah travo. Tabel 11.6, menunjukkan kebutuhan empat travo step-down (untuk
melayani voltase rendah) 150/20 kV dengan total kapasitas 180 MVA dan peralatan
terkait. Total biaya pengadaan fasilitas ini adalah sejumlah US$5,8 juta5.
Di lain pihak, penggantian dan perluasan jalur voltase medium dan rendah diperlukan
untuk meningkatkan sistem distribusi. Travo distribusi harus juga ditingkatkan dengan
pertimbangan beban yang semakin meningkat. Fasilitas yang dibutuhkan dan perkiraan
biaya rehabilitasi sistem distribusinya adalah sekitar US$6,5 juta6 seperti tercantum
pada Tabel 11.7.
Dengan gabungan dua sub-proyek, total perkiraan biaya untuk perluasan gardu induk
dan proyek rehabilitasi distribusi akan berkisar US$12,3 juta.
3) Evaluasi
Perluasan gardu induk akan mememnuhi kebutuhan hingga tahun 2011 (Maros), 2012
(Tanjung Bunga) dan 2013 (Panakkukang dan Sungguminasa) dan menjamin stabilitas
pasokan listrik untuk industri dan rumah tangga. Selain dari pada itu, perluasan ini juga
akan mengurangi biaya dan waktu untuk perbaikan dan pemeliharaan, serta resiko
lingkungan seperti kontaminasi tanah oleh kebocoran minyak insulasi.
Keuntungan dari rehabilitasi jaringan distribusi akan diperoleh dari (i) semakin sedikit
gangguan tak terencana dan meningkatnya kualitas pasokan listrik (misalnya,
berkurangnya fluktuasi voltase), (ii) semakin rendahnya kehilangan dalam proses
distribusi sejalan dengan meningkatnya kinerja keuangan sektor ketenagalistrikan, dan
(iii) berkurangnya pengalihan beban yang disebabkan oleh kurang memadainya
kapasitas travo distribusi. Berkurangnya kehilangan dalam proses distribusi juga akan
memberi keuntungan fiscal dan memungkinkan sumberdaya anggaran ini dapat
digunakan untuk kebutuhan yang penting lainnya.
Read the story >

Perbaikan Lokasi TPA dalam rangka Pengelolaan Limbah Padat

Minggu, 27 Maret 2011
Sebagaimana yang dibahas pada Bab 8.3, lokasi pembuangan sampah di TPA
Tamangapa Makassar saat ini sudah hampir penuh dan diperlukan adanya lokasi TPA
yang baru untuk limbah padat yang volumenya semakin meningkat. Dalam rencana
tata ruang wilayah Mamminasata, telah diusulkan agar Kota Makassar dan tiga
kabupaten lainnya melakukan kerjasama di bidang peningkatan prasarana untuk
kepentingan bersama di wilayah metropolitan Mamminasata. Sehubungan dengan hal
tersebut telah disepakati bersama dalam semangat kebersamaan dalam Mamminasata
usulan lokasi TPA yang baru untuk Mamminasata untuk ditempatkan di Kecamatan
Pattallassang Kabupaten Gowa.
1) Justifikasi untuk Implementasi
Volume limbah padat di Makassar dan Maros hingga tahun 2020 akan mencapai sekitar
8,4 juta m3 dengan kepadatan kira-kira 0,4 kg/lit, sebagaimana yang dibahas pada Bab
8.3. Sebagian wilayah di Kabupaten Maros dan Takalar yang dekat dengan
Pattallassang diharapkan dapat juga memanfaatkan TPA Pattallassang jika dan
manakala dibutuhkan. Dari perhitungan volume limbah padat dibutuhkan TPA seluas
kira-kira 90 ha.
Lokasi di Pattallassang adalah seluas 210 ha dan saat ini dimanfaatkan sebagai kebun
campuran, sawah dan hutan campuran. Tata guna lahan di Pattallassang sebagaimana
diatur oleh dalam atat ruang kabupaten adalah untuk kawasan industri. Kondisi
topografi dan geologi tidak memiliki masalah spesifik dalam konstruksi meskipun
lapisan geologinya masih perlu diteliti lebih jauh. Lokasi Pattallassang dapat
digunakan bukan hanya untuk TPA tetapi juga untuk lokasi industri antara lain industri
terkait daur ulang.
Uji lingkungan awal, sebagaimana yang diperlihatkan pada Tabel 11.3, menunjukkan
bahwa perlu dilakukan Analisis Dampak Lingkungan terutama untuk bau busuk dan
pencemaran air oleh cairan lindi
Dalam desai TPA saniter perlu diantisipasi berbagai tindakan pencegahan dan
pengurangan dampak. Untuk mencegah bau, perlu dilakukan penutupan dengan tanah
setiap hari, dan penyediaan sistem ventilasi gas. Sistem pengumpulan dan pengolahan
air lindi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi air permukaan dan air
bawah tanah. Ruang hijau juga akan didesain untuk mengurangi dampak dan
meningkatkan keindahan lansekap di sekitar lokasi.
2) Desain Awal
Sistem TPA semi-aerobik diusulkan dengan metode cell and push-up melalui
penutupan tanah harian. Setelah diturunkan dari truk pengumpul, limbah padat
diratakan dengan menggunakan bulldozer dan dipadatkan dengan menggunakan
compactor. Penutupan harian dengan tanah dilakukan untuk mencegah terjadinya bau,
dan cairan lindi akan diolah guna mengamankan kualitas air. Jika TPA telah penuh dan
selesai digunakan akan dimanfaatkan sebagai taman rekreasi atau lapangan olah raga.
Desain awal TPA Pattallassang adalah seperti tercantum pada Gambar 11.6.

Daerah TPA didesain pada daerah agak cekung, dan dibagi ke dalam empat bagian (A,
B, C dan D) dengan ketinggian 15 m sebagai lapisan dasar. Setelah pengisian pada
empat bagian dasar, akan ditambahkan lapisan (E) setinggi 5 m di bagian atasnya.
Kapasitas TPA bagian dasar adalah masing-masing 925.000 m3 dan bagian atas adalah
1.700.000 m3, sehingga secara keseluruhan kapasitasnya 5.400.000 m3. Diagram
skema proses penimbunan sampah diilustrasikan pada Gambar 11.7.

Total volume untuk setiap bagian telah dihitung. Diameter pipa utama cairan lindi dan
pipa cabang adalah masing-masing 600 mm dan 300 mm. Pipa utama cairan lindi harus
dipasang di atas tanah pelindung dan di atas lapisan artificial sepanjang saluran lapisan
dasar yang terbuat dari batu kerikil atau bahan yang dapat tertembus air lainnya.
Pipa-pipa tersebut harus dilubangi pada paroh atas sehingga air lindi dapat terkumpul
secara efektif, sementara paroh bawah tidak dilubangi agar air lindi yang terkumpul
bisa mengalir tanpa kebocoran. Pipa-pipa air lindi harus ditutupi lapisan tanah yang
berfungsi sebagai penyaring. Lebar dan ketebalan yang diusulkan untuk material
penyaring tidak hanya akan mempermudah infiltrasi air lindi ke dalam lubang-lubang
pipa tetapi juga meningkatkan kapasitas tampung pipa di bawah muatan statis dan
dinamis selama operasi.
Gas yang dihasilkan akibat dekomposisi limbah organik dapat menyebabkan bencana
kebakaran atau merusak lingkungan sekitar dan kesehatan manusia. Oleh karena itu,
diusulkan pemasangan sistem ventilasi gas serta mengembangkan system dekomposisi
limbah organik. Secara teknis, pipa ventilasi gas vertikal dipasang pada interval 30 s/d
50 m, yang menghubungkan dengan pipa air lindi yang ada di bagian bawah/dasar.
Jalur pengangkutan ke lokasi TPA harus dibuat untuk memperlancar pengangkutan
sampah. Diusulkan perbaikan jalan yang ada termasuk beberapa konstruksi jembatan
untuk mencapai akses pengangkutan yang efektif. Rinciannya dapat dilihat pada
Gambar 11.9 berikut (garis biru).
Peralatan berat untuk operasi penimbunan ditentukan berdasarkan struktur tanah,
ukuran, metode penimbunan, dan jenis limbah padat yang terkumpul.Peralatan berat
yang dibutuhkan tercantum pada Tabel 11.4
Read the story >

Proyek Peningkatan Pasokan Air di Takalar

Sabtu, 26 Maret 2011
Di Takalar, saat ini air bersih dipasok dengan pipa ke daerah bagian tengah melalui
Sistem Pasokan Air Pusat Takalar (10 liter/detik) dan Sistem Pasokan Air IKK
Polombangkeng Utara di wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara (3 liter/detik pada
musim kemarau). Total jumlah pelanggannya adalah 2.100 per Desember 2005 dengan
rasio cakupan layanan hanya 4.0%. Masyarakat Takalar menderita kekurangan pasokan
air yang akut. Kebanyakan mereka sangat bergantung pada sumur gali yang dangkal
yang mudah tercemar oleh intrusi air banjir dan kontaminasi lainnya.
Untuk mengatasi kondisi
ini, diusulkan untuk
meningkatkan kapasitas
Sistem Pasokan Air IKK
Polombangkeng Utara
menjadi 22 liter/detik
melalui rehabilitasi dan
pengembangan sistem
yang ada. Kapasitas
produksi rencana sistem
IKK Polombangkeng
selanjutnya akan mencapai
25 liter/detik atau 2.160
m3/hari.
Pekerjaan perbaikan untuk Sistem Pasokan Air IKK Polombangkeng Utara akan
mencakup hal-hal sebagai berikut.
Fasilitas sumur dalam : Tiga sumur dalam tambahan dengan diameter 250 mm, kedalaman
110~130 m dan produksi 2,5~12,5 liter/detik.
Sebuah sumur dangkasl yang ada dengan diameter 2,000 mm,
kedalaman 8 m dan produksi 3 liter/detik.
Stasiun pompa : Pemasangan untuk tiga sumur dalam baru.
Disinfeksi : Memperkenalkan sistem klorinasi
Jaringan pipa transmisi : Berdiameter 100~200 m, dengan total panjang 5,8 km.
Jaringan pipa distribusi : Berdiameter 90~250 m, dengan total panjang 32,4 km.
Waduk : Dua lokasi, masing-masing 250 m3.
Pipa layanan : Berdiameter 50~75 mm, dengan total panjang 21,6.
O&M peralatan : Meter layanan, peralatan pengontrol kebocoran, peralatan
laboratorium, dll.
Dengan rampungnya Proyek Peningkatan Sistem Pasokan Air, penduduk yang
terlayani di Kecamatan Polombangkeng Utara akan meningkat dari saat ini 1.800
(sekitar 350 KK) menjadi 21.500 (sekitar 4.300 KK) pada tahun 2010, sedangkan rasio
cakupan layanan untuk daerah sasaran akan meningkat dari 4,2% pada tahun 2005
menjadi 50,0% pada tahun 2010. Hal ini akan memberi kontribusi yang cukup
signifikan terhadap rasio cakupan layanan di Kabupaten Takalar dari 4,0% (2005)
menjadi 11,7% (2010).
Karena PDAM Takalar juga memiliki masalah sehubungan dengan rasio kehilangan air
(UFW) yang tinggi, maka pengembangan kapasitas terkait dengan pengembangan
mamanjemen, pelatihan staf dan program UFW akan dimasukkan dalam program
implementasi.
Total biaya konstruksi Peningkatan Sistem Pasokan Air IKK Polombangkeng Utara di
Takalar menurut perkiraan sementara sebesar US$1.9 juta2 sebagaimana tercantum
pada Tabel 11.2.

Evaluasi keuangan dilakukan berdasarkan peningkatan pendapatan penjualan dan
perkiraan biaya. Estimasi nilai FIRR adalah 5,7%, sedangkan EIRR adalah 15,5%.
Proyek Peningkatan di Takalar dinilai layak secara ekonomis dan marginal secara
finansial. Sama seperti kasus Peningkatan Sistem Pasokan Air Bersih Maros,
rendahnya EIRR dan FIRR sebagiannya disebabkan oleh tingginya biaya
pembangunan dan rehabilitasi jaringan pipa transmisi / distribusi di daerah pedesaan.
Manajemen PDAM Takalar harus ditingkatkan sejalan dengan implementasi proyek
Read the story >

STUDI PRA-KELAYAKAN PADA PROYEK-PROYEK PILIHAN

Jumat, 25 Maret 2011
Ruang lingkup pekerjaan untuk Studi Rencana Induk ini menetapkan bahwa studi tingkat
pra-kelayakan dilakukan pada beberapa proyek prioritas pilihan untuk implementasi
rencana tata ruang Mamminasata. Melalui serangkaian diskusi yang dilakukan dengan
counterpart Indonesia, telah disepakati bahwa studi pra-kelayakan dilakukan untuk empat
proyek prioritas berikut.
(1) Proyek Peningkatan Sistem Pasokan Air Bersih untuk Maros dan Takalar,
(2) Proyek Peningkatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dalam
rangka Pengelolaan Limbah Padat,
(3) Proyek Perluasan Gardu Induk dan Rehabilitasi Sistem Distribusi, dan
(4) Proyek Pelebaran Jalan Perintis Kemerdekaan – Urip Sumoharjo.
Garis besar hasil studi akan dijelaskan pada bagian-bagian berikut ini, dan rinciannya
disusun pada jilid terpisah dari Studi Pra-Kelayakan ini.
11.1 Proyek Peningkatan Sistem Pasokan Air Bersih untuk Maros dan Takalar
Sebagaimana yang dijelaskan pada
Bab 8.2, masyarakat di wilayah
Metropolitan Mamminasata masih
menderita kekurangan pasokan air
minum. Rumah tangga yang
terlayani air olahan dari PDAM
melalui pipanisasi masih terbatas
hanya 42% di Mamminasata.
Walaupun 70% dari penduduk
Makassar sudah terlayani oleh secara
pipanisasi (100% di wilayah
layanan), namun rasio layanan di
wilayah lain masih rendah yaitu 10%
di Maros (12% di wilayah layanan),
11% di Gowa dan 4% di Takalar.
Tingkat pasokan air yang rendah ini
harus segera diperbaiki sehingga
Tujuan Pembangunan Milenium
(Millennium Development Goals
atau MDGs) yang dicanangkan untuk tahun 2015 dapat tercapai. Karena pasokan air
untuk Makassar dan Gowa telah direncanakan melalui perluasan IPA Somba Opu yang
ada saat ini (dari kapasitas sekarang 1.000 liter/detik menjadi 3.000 liter/detik), maka
studi pra-kelayakan untuk kebutuhan yang mendesak pada sistem pasokan air bersih
dilaksanakan untuk Kabupaten Maros dan Takalar.
1) Perningkatan Pasokan Air di Maros
Air bersih di Maros saat ini dipasok melalui IPA Batu Bassi (20 liter/detik pada musim
kemarau dan 40 liter/detik pada musim hujan) dan IPA Pattontongang (50 liter/detik).
Air olahan dari kedua IPA ini adalah 7.550 m3/hari pada tahun 2005. jumlah pelanggan
secara keseluruhan adalah 5.700 pada tahun 2004, yang hampir 90% adalah pelanggan
rumah tangga dengan konsumsi rata-rata 113 lcpd. Dengan tingkat rasio layanan yang
rendah ini (9.7% pada tahun 2004), maka masyarakat Maros menderita kekurangan
pasokan air dan pada daerah yang tidak terlayani oleh sistem pasokan air olahan sangat
bergantung pada sumur-sumur galian dangkal.
Untuk mengatasi situasi seperti ini, ada dua sumber air alternatif yang telah dikaji,
yakni dari mata air di Jamalah (150 liter/detik) dan perluasan IPA Pattontongang (50
liter/detik) dengan tambahan air yang diambil dari Lekopancing.
Peningkatan diusulkan secara bertahap dan pada tahap pertama sumber dari mata air di
Jamalah akan diolah di IPA Bantimurung yang baru untuk melayani Maros bagian
utara (kebutuhan air sekitar 14.000 m3/hari pada tahun 2015), dan pada tahap ke dua
perluasan IPA Pattontongang (kebutuhan air sekitar 6.700 m3/hari pada tahun 2015)
sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 11.2.
Proyek peningkatan tahap pertama pada IPA Bantimurung dengan mata air dari
Jamalah membutuhkan sejumlah fasilitas sebagai berikut.
Fasilitas pengambil (intake) : Bendung pengambil, pembagi, pintu, baffle wall (dinding
penahan), saringan dan pintu air baku
Stasiun pompa Intake : Debit maks. 180 liter/detik dengan beda tinggi (head) 8 m
Fasilitas penjernihan air : Filtrasi pasir secara perlahan-lahan
Pipa transmisi : Diameter 200~500 mm dan total panjang 21,7 km
Waduk : Tangki air bersih dengan total kapasitas 4.000 m3
Pipa distribusi : Diameter 100~300 mm dan total panjang 71,9 km
Rehab. Pipa yang ada : Diameter 150~300 mm dan total panjang 37,6 km
Peralatan O&P : Meteran layanan, peralatan control kebocoran, dll.
Seiring dengan pembangunan fasilitas untuk tambahan pasokan air, juga perlu
dilakukan tindakan-tindakan yang dapat mengurangi rasio kehilangan air
(unaccounted-for-water atau disingkat UFW). Meskipun Rencana Induk
memperkirakan bahwa rasio UFW menurun ke tingkat 25% di Mamminasata, namun
sistem pasokan air Bantimurung akan memperkecil rasio UFW dari saat ini 50%
menjadi 20% pada tahun 2015, dengan pengadaan alat ukur yang memadai, peralatan
kontrol kebocoran dan penugasan staf khusus untuk UFW.
Setelah tahap pertama rampung, penduduk yang terlayani di Kabupaten Maros akan
meningkat dari saat ini 30.000 jiwa (sekitar 6.000 KK) menjadi 185.000 jiwa (sekitar
37.000 KK pada tahun 2010, sedangkan rasio cakupan layanan di daerah sasaran akan
meningkat dari 11,7% pada tahun 2004 menjadi 61,0% pada tahun 2010. Hal ini akan
sangat memberi kontribusi pada perbaikan rasio cakupan layanan untuk seluruh
wilayah kabupaten dari 9.7% (tahun 2004) menjadi 54.0% (tahun 2010). Karena
tingkat sasaran yang telah ditetapkan pada Rencana Induk adalah 70% pada tahun 2015
(sama dengan tujuan MDG), maka diharapkan bahwa tambahan persentasenya akan
dapat dicapai pada proyek tahap kedua yang akan dirumuskan selama implementasi
proyek peningkatan tahap pertama.
Biaya konstruksi Sistem Pasokan Air Bantimurung sebelumnya sudah diperkirakan
sebesar US$18,9 juta1 sebagaimana yang tercantum pada Tabel 11.1.

bersih Maros dinilai sebagai layak ekonomis secara marginal. Untuk meningkatkan
kinerja keuangan, maka PDAM Maros harus memperbaiki manajemen perusahaan.
Rendahnya EIRR dan FIRR antara lain disebabkan oleh tingginya biaya dalam
pembangunan dan rehabilitasi pipa transmisi dan distribusi yang diperluas ke daerah
pedesaan dan pesisir yang tidak memiliki sumber air bersih alternatif aman alternatif
(kandungan garam yang tinggi pada air bawah tanah di daerah pesisir). Dalam
penyusunan anggaran, hal-hal seperti ini perlu benar-benar diperhatikan demi
menjamin pasokan air bersih bagi masyarakat Maros.
Read the story >

SINERGI PEMBERDAYAAN POTENSI MASYARAKAT

Kamis, 24 Maret 2011
1. Umum
Diterbitkannya kebijakan pemerintah tentang Otonomi Daerah dan upaya peningkatan sinergi pemberdayaan masyarakat yang memerlukan strategi integratif berbagai pihak, mendorong Ditjen Dikti untuk berperan aktif di dalamnya.
Program Sinergi Pemberdayaan Potensi Masyarakat (Sibermas) dilatarbelakangi pula berbagai permasalahan yang eksis di masyarakat, antara lain: (1) ketidakberdayaan sebagian besar masyarakat terhadap pembangunan kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat menyongsong era globalisasi; (2) Ipteks perguruan tinggi belum secara sengaja ditujukan bagi kesejahteraan masyarakat; dan (3) potensi masyarakat maupun sumber daya alam lingkungannya belum termanfaatkan dengan baik dan arif.
Disamping itu, program pengabdian kepada masyarakat yang selama ini telah dilaksanakan, memerlukan program besar yang mampu memayunginya sehingga sinergisme antar program dapat terwujud. Misi program ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui keterlibatan aktif masyarakat, berbasis rencana  strategis pemerintahan daerah (Pemda) yang didukung kepakaran perguruan tinggi, sedangka tujuan yang hendak dicapai adalah untuk mensinergikan kebijakan dan program pemerintah daerah, kepakaran perguruan tinggi, kearifan lokal masyarakat, dalam mengangkat potensi yang dimilikinya. Sinergisme ini pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga secara tidak langsung meningkatkan mutu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Luaran dan dampak Program Sibermas di antaranya adalah (1) Rencana strategis wilayah Sibermas berbasis data potensi daerah yang mencakup SDA dan SDM, (2) peningkatan mutu kehidupan masyarakat (3) meningkatnya wawasan ekonomi-sosial-budaya sivitas akademika, (4) meningkatnya mutu perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah, (5) meningkatnya kegiatan pengembangan teknologi di perguruan tinggi.
Dana utama pendukung Program Sibermas diharapkan dari APBD pemerintah daerah setempat yang didampingi dana DIPA DP2M. Dana APBD disarankan lebih besar dari dana DIPA DP2M. Tahun I, dana
DIPA DP2M ditetapkan maksimal sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) per topik. Pada tahun II dan III DP2M membiayai dua kegiatan utama, yaitu Biaya Manajemen sebesar Rp. 15.000.000,- (lima Panduan Pengelolaan Program Hibah DP2M Ditjen Dikti – Edisi VII 227 belas juta rupiah) dan Biaya Kegiatan yang nilai nominalnya tergantung pada jumlah usulan pelaksana program yang dinyatakan lulus seleksi.
Disamping itu, terbuka pula peluang untuk berpartisipasi bagi semua pihak untuk bekerja bersama dan/atau membiayai kegiatan yang dilaksanakan pada tahun berjalan. Dana kemitraan lain dapat bersumber dari bantuan lembaga perbankan, non-bank, hibah dalam atau luar negeri. 

2. Tata Cara Usul Program Sibermas
Usulan disusun bersama antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi dengan mengikuti format baku DP2M. Satu usul yang disusun Pemda, LPM-PT pemrakarsa bersama LPM-PT lain, meliputi satu wilayah kabupaten/kotamadya. PT pelaksana program berasal dari berbagai PTN dan PTS berdasar atas jenis kepakaran yang diperlukan. Usul lintas propinsi atau lintas kepulauan hanya dapat dilakukan oleh LPM-PT yang telah berpengalaman dibantu PT setempat di wilayah pelaksanaan SIBERMAS.
Usul yang diterima tepat waktu, paling lambat tanggal 31 Maret tahun berjalan, akan diseleksi oleh Tim Penilai yang dibentuk Direktur DP2M. Seleksi dilaksanakan dalam 3 tahap: (1) evaluasi usul, (2) tahap penyajian usul, dan (3) kunjungan lapang. Usul yang lolos seleksi akan disajikan dalam forum penyempurnaan yang dihadiri Pemda dan dilaksanakan DP2M. Setelah lolos seleksi kedua, proses dilanjutkan dengan kunjungan langsung Tim Penilai ke LPM-PT pengusul. Kunjungan tersebut juga dilakukan ke Bupati/Walikota mitra Sibermas. Usul yang lolos seleksi tahap kunjungan lapang berpeluang untuk dibantu pendanaannya oleh DP2M Dikti.
Rangkaian proses pengusulan, pelaksanaan dan pelaporan Pogram Sibermas dilaksanakan sesuai dengan format yang telah ditetapkan, yakni Usul Pogram Sibermas, Evaluasi Usul, Pemantauan, dan Laporan Akhir. Beberapa judul kegiatan Pogram Sibermas diberikan sebagai contoh. Panduan Pengelolaan Program Hibah DP2M Ditjen Dikti – Edisi VII 228
a. Sampul Muka
Sampul muka usul warna kuning muda dengan ukuran kertas A-4, secara berurutan memuat (1) tulisan “Usul Program SIBERMAS”, (2)Program Sinergi Pembedayaan Potensi Masyarakat dan Tahun Anggaran, (3) Judul Program: singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas memberi gambaran mengenai kegiatan yang diusulkan, (4) Nama-nama Pengusul dengan gelar akademik dan NIP, (5) Nama LPM Perguruan Tinggi dan Nama Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Sibermas, dan (6) Logo Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah, seperti contoh berikut
USUL PROGRAM SIBERMAS PROGRAM SINERGI PEMBERDAYAAN POTENSI MASYARAKAT (SIBERMAS)
Tahun Anggaran ……
JUDUL
Oleh:
1. Ketua Tim Pelaksana (Bukan Pejabat)
2. Anggota Inti Tim Pelaksana (Anggota)
NAMA LPM PERGURUAN TINGGI (A)
NAMA LPM PERGURUAN TINGGI (B)
NAMA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA SIBERMAS
Logo
Perguruan Tinggi-A
Logo
Perguruan Tinggi-B
Logo
Pemerintah Daerah
Panduan Pengelolaan Program Hibah DP2M Ditjen Dikti – Edisi VII 229
b. Halaman Pengesahan
Setiap usul program harus disertai halaman pengesahan berikut
Halaman Pengesahan
Judul : ……………………………………………………………………..
1. Perguruan Tinggi Pelaksana
a. LPM PT A (Nama, Alamat, Telp. Faks, Email)
b. LPM PT B (Nama, Alamat, Telp. Faks, Email)
: ......................................
: ......................................
2. Ketua Pelaksana
a. Nama
b. NIP
c. Jabatan/Golongan
d. Jurusan/Fakultas
e. Perguruan Tinggi
f. Bidang Keahlian
g. Alamat Kantor/Telp/Faks/E-mail
h. Alamat Rumah/Telp/Faks/E-mail
: ......................................
: ......................................
: ......................................
: ......................................
: ......................................
: ......................................
: ......................................
: ......................................
3. Anggota Pelaksana Kegiatan
a. Perguruan Tinggi (A)
b. Perguruan Tinggi (B)
c. Staf Pemda
d. Staf Lembaga lain
: Dosen ……orang
: Mhs............orang
: Dosen…….orang
: Mhs……….orang
: ……..orang
: .........orang
4. Lokasi Pelaksanaan Sibermas
a. Nama Wilayah (Desa/Kecamatan)
b. Kabupaten/Kota
c. Propinsi
: ......................................
: ......................................
: .....................................
5. Periode waktu Pelaksanaan : 3 tahun (….-…)
: Tahun I: Bulan – Bulan
7.
8.
Biaya Total 3 Tahun
Biaya Total Tahun I
- Dikti Tahun I
- Pemda Tahun I
- Sumber lain (sebutkan ….) Tahun I
: Rp. ......................
: Rp. ......................
: Rp. ......................
: Rp. ......................
: Rp. ……………….
……., ………………….
Ketua Pelaksana,
Nama
NIP. ……………
Ketua LPM-PT (A)
Cap dan tanda tangan
Nama Jelas, NIP
Ketua LPM-PT (B)
Cap dan tanda tangan
Nama Jelas, NIP
Bupati
Kabupaten …………..
Cap dan tanda tangan
Nama Jelas, NIP
Panduan Pengelolaan Program Hibah DP2M Ditjen Dikti – Edisi VII 230
c. Sistematika
Halaman Pengesahan (lihat halaman pengesahan)
Bab 1. Analisis Situasi
• Lokasi dan batas wilayah kabupaten SIBERMAS
• Motivasi pihak pelaksana (masyarakat, Pemda, PT)
• Profil potensi sumber daya eksisting daerah (sdm, sda, industri,jejaring perdagangan, pasar, produk unggulan daerah)
• Prospek potensi daerah
• Renstra Pemda Kabupaten
• Permasalahan potensial di masyarakat yang perlu diselesaikan
Bab 2. Tujuan dan Manfaat Sibermas
Tujuan
Memberdayakan masyarakat dalam membangun kemampuan
daerah sekaligus mensejahterakan masyarakat melalui peningkatan
potensi daerah berbasis ipteks berkelanjutan
Manfaat Sibermas
• Peningkatan kesejahteraan dan kecerdasan masyarakat
• Peningkatan mutu perencanaan dan/atau master plan daerah
• Peningkatan infrastruktur perdagangan dan industri
• Peningkatan investasi daerah
• Koherensi, integrasi, ide dan implementasi program Pemda bersama PT
Bab 3. Target Luaran
Tahun I
Renstra atau revisi renstra daerah Sibermas yang disusun berbasis hasil evaluasi diri, analisis SWOT, visi dan misi program Sibermas Program Aksi yang dibutuhkan masyarakat (usul program Vucer, Penerapan ipteks, VMT dan program DP2M lainnya)
Bab 4. Metode dan Rencana Kegiatan: untuk 3 tahun
Nyatakan dan jelaskan metode yang akan diimplementasikan dalam program Sibermas [misalnya metode PRA (Participatory Rural Appraisal), dan RRA (Rapid Rural Appraisal)] Rencana Kegiatan Dituliskan untuk kegiatan selama 3 (tiga) tahun Tahun I (persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi),
dituliskan secara rinci Tahun II dan III (tuliskan secara umum)

Bab 5. Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi
Deskripsi tugas setiap pelaksana kegiatan yang menjadi komponen
struktur organisasi
Tata laksana pekerjaan
Bab 6. Kelayakan Pelaksana
Kelayakan Ketua dan anggota tim pelaksana Perguruan Tinggi (kepakaran Ipteks, fasilitas pendukung, pengalaman dalam program kewirausahaan dan pendanaan) Kelayakan anggota tim Pemda (pernyataan dukungan pendanaan atas program Sibermas, rekam jejak kerjasama dengan PT) dan kesediaan masyarakat
Bab 7. Rencana Anggaran Biaya
Untuk kegiatan 3 (tiga) tahun (format bebas)
Tahun I Jenis Pembiayaan Tahun II Tahun III
D P SL T D P SL T D P SL T
Bahan habis dan alat
Perjalanan
Lain-lain
Remunerasi
Total
Catatan:
- D=Dikti; P=Pemda; SL=Sumber Lain, T=Total
- Jenis pembiayaan tahun I dirinci
Lampiran-lampiran
Lampiran 1 Biodata Ketua dan Anggota Tim Pelaksana
Lampiran 2 Peta Lokasi Wilayah
Lampiran 3 Surat Kesepakatan untuk menjalankan Kerjasama antara PT dengan Pemda yang ditandatangani Ketua LPM-PT/Direktur Politeknik dan Bupati/Walikota, serta menyebutkan peranserta dan kewajiban masing-masing pihak dalam pelaksanaan Sibermas.

3. Evaluasi Usul Program SIBERMAS
a. Instrumen Penilaian 
Setiap usul program akan dievaluasi menggunakan instrumen dengan kriteria dan indikator dengan bobot tertentu, seperti formulir berikut
FORMAT PENILAIAN USUL PROGRAM SIBERMAS TAHUN …………….
I. Identitas Kegiatan
1. Judul Kegiatan : ..............................................................
2. Ketua Pelaksana : ..............................................................
3. Perguruan Tinggi : ..............................................................
4. Jumlah PT Mitra : ..............................................................
5. Biaya Dikti : Rp. …………..
6. Biaya Pemda : Rp. …………..
II. Kriteria Penilaian
No KRITERIA BOBOT (%)
SKOR NILAI
1. Judul dan Analisis Situasi 10
2. Tujuan dan Manfaat, Target Luaran 10
3. Metode dan Rencana Kerja 15
4. Peranserta Pemda 25
5. Prospek Keberhasilan 20
6. Organisasi Pelaksana 10
7. Rencana Anggaran Belanja 10
TOTAL 100
Keterangan:
Skor : 1, 2, 4, atau 5 (1= sangat kurang, 2= kurang, 4= baik, 5= sangat baik)
Nilai = Batas penerimaan : >350
*) Coret salah satu
Hasil Penilaian: Diterima / Ditolak*
Alasan Penolakan: a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l (lainnya sebutkan .........................)
Catatan Penilai:
.................................................................................................................................
Kota, tanggal bulan tahun
Penilai,
Tanda tangan
Nama jelas
Panduan Pengelolaan Program Hibah DP2M Ditjen Dikti – Edisi VII 233
b. Alasan Penolakan
No KRITERIA ACUAN PENILAIAN ALASAN PENOLAKAN
1.Judul dan Analisis Situasi
a. Judul
b. Analisis situasi
a. Tidak mencerminkan kegiatan program sibermas
b. Tidak tajam, uraian tidak menunjukkan masalah potensial dan prospek/program yang relevan (renstra, perda, dll)

2. Tujuan, Manfaat, dan Target Luaran
c. Tujuan
d. Manfaat
e. Produk yang akan dihasilkan
c. Tidak sesuai dengan misi program
d. Tidak sesuai dengan peningkatan kemampuan yang ingin dicapai
e. Renstra (peta program strategis) serta program aksi untuk tahun ke 2 tidak realistis
3. Metode dan Rencana Kerja
f. Strategi/pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat
g. Kegiatan dan jadwal 3 tahun
f. Tidak cocok untuk diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat
g. Tidak operasional untuk mencapai hasil
4. Peranserta Pemda
h. Kontribusi Pemda pada program
h. Tidak nampak di dalam uraian baik dalam bentuk fasilitas, pendanaan atau lainya
5. Prospek Keberhasilan
i. Kelayakan PT, Pemda dan masyarakat
i. Kemampuan, pengalaman dalam ipteks, fasilitas dan dana diragukan

6.Organisasi Pelaksana
j. Struktur organisasi dan pembagian tugas para pelaksana
j. Mekanisme dan pembagian tugas yang disusun tidak jelas
7.Rencana Anggaran Belanja
k. Anggaran biaya 3 tahun
k. Tahun I tidak dirinci, tahun ke 2 dan 3 secara global tidak ada
8. Lampiran
l. Biodata, peta lokasi, surat kesepakatan
l. Tidak lengkap

b. Format Penilaian Kunjungan Lapang
FORMAT PENILAIAN KUNJUNGAN LAPANG USUL PROGRAM SIBERMAS TAHUN ……………
I. Identitas Kegiatan
1. Judul Kegiatan : ..................................................................
2. Ketua Pelaksana : ..................................................................
3. Perguruan Tinggi : ..................................................................
4. Jumlah PT Mitra : ..................................................................
5. Biaya Dikti : Rp. …………..
6. Biaya Pemda : Rp. …………..
II. Kriteria Penilaian
No KRITERIA BOBOT
(%)
SKOR NILAI
1. Kesiapan Tim Pelaksana 30
2.
Komitmen Dukungan Program dan
Dana
35
3. Konfirmasi Potensi Daerah 20
4. Kesiapan Masyarakat 15
TOTAL 100
Keterangan:
- Skor : 1, 2, 4, atau 5 (1= sangat kurang, 2= kurang, 4= baik, 5= sangat baik)
- Berikan saran perbaikan usulan yang ditandatangani pula oleh Ketua Tim Pengusul
Kota, tanggal bulan tahun
Penilai,
Tandatangan
Nama jelas
Panduan Pengelolaan Program Hibah DP2M Ditjen Dikti – Edisi VII 235
c. Format Penilaian Lokakarya
FORMAT PENILAIAN LOKAKARYA USUL PROGRAM SIBERMAS
TAHUN ……………
I. Identitas Kegiatan
1. Judul Kegiatan : ..................................................................
2. Ketua Pelaksana : ..................................................................
3. Perguruan Tinggi : ..................................................................
4. Jumlah PT Mitra : ..................................................................
5. Biaya Dikti : Rp. …………..
6. Biaya Pemda : Rp. …………..
II. Kriteria Penilaian
No KRITERIA BOBOT
(%)
SKOR NILAI
1. Prospek Keberhasilan Program 30
2. Metode dan Rencana Kerja 30
3. Uraian dan Dukungan Pemda 30
4. Cara Penyajian dan Diskusi 10
TOTAL 100
Keterangan:
- Skor : 1, 2, 4, atau 5 (1= sangat kurang, 2= kurang, 4= baik, 5= sangat baik)
- Berikan saran perbaikan usulan yang ditandatangani pula oleh Ketua Tim Pengusul
Kota, tanggal bulan tahun
Penilai,
Tandatangan
Nama jelas


4. Pemantauan Pelaksanaan Program SIBERMAS
Tahap keempat dari kegiatan pelaksanaan ini adalah pemantauan dengan menggunakan format yang telah disepakati.
a. Instrumen Pemantauan
FORMAT PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROGRAM
Program Sibermas Angkatan ……………………
Tahun Pelaksanaan: ……….
1. Judul : ..................................................................
2. Ketua Pelaksana : ..................................................................
3. Perguruan Tinggi : 1. ..............................................................
2. ..............................................................
3. ..............................................................
4. Kemajuan Pelaksanaan:
• Kinerja Tim Pelaksana
• Realisasi dana Pemda
• Realisasi rencana kegiatan
• Tanggapan masyarakat sasaran atas manfaat program
5. Rekomendasi
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Kota, tanggal bln tahun
Pemantau,
Tanda tangan
Nama jelas
5. Seminar Hasil Pelaksanaan Program SIBERMAS
Tahap kelima dari kegiatan pelaksanaan ini adalah seminar hasil pelaksanaan program.
a. Instrumen Pemantauan
I. Identitas Kegiatan
1. Judul Kegiatan : ..................................................................
2. Ketua Pelaksana : ..................................................................
3. Perguruan Tinggi : ..................................................................
4. Jumlah PT Mitra : ..................................................................
5. Biaya Dikti : Rp. …………..
6. Biaya Pemda : Rp. …………..
II. Kriteria Penilaian
No KRITERIA BOBOT
(%)
SKOR NILAI
1. Keberhasilan Program 30
2. Ketepatan Metode dan Rencana Kerja 30
3.Komitmen Dukungan Pemda untuk tahun berikutnya 30
4. Cara Penyajian dan Diskusi 10
TOTAL 100
Keterangan:
- Skor : 1, 2, 4, atau 5 (1= sangat kurang, 2= kurang, 4= baik, 5= sangat baik)
- Nilai = batas penerimaan 350
- Berikan saran perbaikan usulan yang ditandatangani pula oleh Ketua Tim Pengusul
Kota, tanggal bulan tahun
Penilai,
Tandatangan
Nama jelas
Panduan Pengelolaan Program Hibah DP2M Ditjen Dikti – Edisi VII 238
6. Laporan Hasil Program SIBERMAS
a. Sistematika Laporan Tahun Pertama
SISTEMATIKA LAPORAN SIBERMAS TAHUN I
Hal
RINGKASAN............................................................................... ii
TIM PELAKSANA ....................................................................... iii
PRAKATA ................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. viii
I. PENDAHULUAN .................................................................
Jelaskan tentang analisis situasi, perumusan masalah, tujuan dan manfaat Sibermas ini dilakukan
1
II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................
Uraikan visi, misi, perencanaan dan program Pemda terutama pada lokasi Sibermas. Perumusan permasalahan
dan tujuan program.
III MATERI DAN METODE PELAKSANAAN ......................
A. Lokasi Sibermas ............................................................
B. Khalayak sasaran...........................................................
C. Metode............................................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................
A. Peta Potensi Produk Hasil Pertanian dan SDA.............
B. Peta Potensi Industri Unggulan.....................................
C. Peta Kebutuhan Pasar di dalam dan di luar wilayah Sibermas........................................................................
D. Peta Pendidikan dan kemampuan SDM .......................
E. Identifikasi Program Unggulan yang dibutuhkan (Tahun
1,Tahun 2 dan Tahun 3) ................................................
V. USULAN PROGRAM TAHUN KEDUA
Usulan dibuat berdasarkan format Vucer, KWU, MKU,
KKU, Vucer Multitahun sesuai dengan rencana masingmasing.
Jenis usulan dapat lebih dari satu

VI. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................
A. Simpulan ..........................................................................
B. Saran ................................................................................
VII. USULAN PROGRAM TAHUN SELANJUTNYA
Usulan dibuat berdasarkan format Vucer, KWU, KKU,
Vucer Multi Tahun sesuai dengan rencana masingmasing.
Setiap jenis usulan dapat dimasukkan lebih dari
satu buah.
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................
LAMPIRAN ................................................................................
1. Potret dan Profil Kabupaten/Kota Sibermas ,………............
2. Rencana kegiatan pada tahun selanjutnya …………...........
* Sistematika ini merupakan contoh yang dapat dilengkapi sesuai program dan keadaan lokasi masing-masing.
b. Sistematika Laporan Tahun Kedua dan Ketiga
SISTEMATIKA LAPORAN SIBERMAS TAHUN II DAN III*)
RINGKASAN.............................................................................................
TIM PELAKSANA ......................................................................................
PRAKATA ..................................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................…...
I. PENDAHULUAN .............................................................................…..
A. Hasil Kegiatan Tahun Pertama
B. Rencana Program Tahun ini Termasuk Judul Program yang
didanai oleh Dikti dan Pemda
II. METODE PELAKSANAAN................................................................
Uraian metode pelaksanaan secara global, merangkum semua program yang akan dilaksanakan dan manajemen tim pelaksana
III. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................
Rangkuman hasil inti dari semua program yang dilaksanakan
IV. SIMPULAN DAN SARAN.................................................................
V. USULAN PROGRAM TAHUN SELANJUTNYA.................................
Usulan dibuat berdasarkan format Vucer, KWU, KKU, Vucer Multi Tahun sesuai dengan rencana masing-masing. Setiap jenis usulan dapat dimasukkan lebih dari satu buah.
LAMPIRAN
Laporan dari masing-masing program dengan format sesuai dari jenis program yang telah ditentukan DP3M-Dikti.
* Sistematika ini merupakan contoh yang dapat dilengkapi sesuai program dan keadaan lokasi masing-masing.
Panduan Pengelolaan Program Hibah DP2M Ditjen Dikti – Edisi VII 241
7. Contoh Judul Sinergi Pemberdayaan Potensi Masyarakat
1) Pemberdayaan Potensi Daerah Kecamatan Salak, Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara
2) Pengembangan Potensi Masyarakat Kabupaten Muara Enim
3) Pengembangan Potensi Masyarakat Berwawasan Agribisnis dan Agroindustri di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat
4) Sinergi Pemberdayaan Potensi Masyarakat Desa menuju Terbentuknya Kecamatan sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi (KPPE)
5) Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Pantai dalam Upaya Meningkatkan Perekonomian di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan
6) Pemberdayaan Masyarakat melalui Sinergi Industri Pertanian Pariwisata (INTANPARI) sebagai Daya Dukung Pengembangan Kota.
7) Sinergi Pemberdayaan Potensi Wilayah Berbasis pada Profil Investasi dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
Read the story >

Asas - Asas Manajemen PERENCANAAN (George R. Terry)

Rabu, 23 Maret 2011
Strategi – Strategi dan Kebijaksanaan – Kebijaksanaan
Perencanaan = menentukan sebelumnya apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
Keuntungan dari perencanaan
1. Aktivitas-aktivitas akan teratur yang ditujukan ke arah pencapaian sasaran
2. Menunjukkan perlu diadakannya perubahan pada masa yang akan datang
3. Menjawab pertanyaan-pertanyaan : “apakah yang akan terjadi apabila … ?”
4. Memberikan sebuah dasar atau landasan untuk melakukan pengawasan
5. Mendorong orang memberikan prestasi (sebaik mungkin)
6. Memaksakan orang untuk memandang perusahaan secara menyeluruh
7. Memperbesar dan mengimbangkan pemanfaatan fasilitas-fasilitas
8. Membantu seorang manajer mencapai status
Read the story >

Jenis-jenis Pokok Rencana-Rencana Manajemen

Selasa, 22 Maret 2011
Jenis-Jenis rencana
1. Prosedur (Procedure): suatu kumpulan tugas-tugas yang berhubungan satu sama lain, yang merupakan bagian dari urutan kronologis dan cara yang ditetapkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

2. Metode (Method): Suatu cara yang ditetapkan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, dengan cukup memperhatikan sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia, dan pengeluaran total berupa waktu, uang, serta usaha.

Penyederhanaan pekerjaan > penerapan akal sehat untuk mencapai penggunaan dengan paling ekonomis dari usaha-usaha manusia, bahan-bahan, mesin-mesin, waktu, serta ruangan, hingga dapat diterapkan cara-cara bekerja yang lebih mudah dan yang lebih baik.
3. Standard (Standard): Suatu kesatuan pengukuran yang ditetapkan sebagai suatu patokan atau tingkat referensi.

Sumber-sumber untuk menetapkan sebuah standard:
- pengalaman masa lampau
- penilaian
- metode ilmiah

4. Anggaran (Budget): Sebuah rencana untuk pendapatan, atau pengeluaran, ataupun untuk keduanya, yang menyangkut uang, personil, barang-barang yang dibeli, barang-barang penjualan, ataupun entitas lain mengenai penetapan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang yang akan membantu usaha-usaha manajerialnya.

5. Program (Program): Sebuah rencana komprehensif yang meliputi penggunaan macam-macam sumber daya untuk masa yang akan datang, dalam bentuk sebuah pola yang terintegrasi, dan yang menetapkan suatu urutan tindakan-tindakan yang perlu dilaksanakan, serta jadwal-jadwal waktu untuk masing-masing tindakan tersebut, dalam rangka usaha mencapai sasaran-sasaran yang ditetapkan.
6. Faktor teknis (Techno-factor): Suatu rencana berhubungan dengan adanya faktor-faktor teknis, seperti waktu, biaya, atau arus bahan.

Yang mau download slidenya ada di: http://monsterkucingkecil.blogspot.com
Read the story >

41 Kota/Kabupaten Terpilih Ikuti Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan (PPSP)

Senin, 21 Maret 2011
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan (PPSP) terus bergerak maju. Setelah diluncurkan pada akhir tahun lalu, program ini pun berhasil menyeleksi kota/kabupaten yang berhak mengikuti program ini.
Ada 41 kota/kabupaten di 14 provinsi yang terpilih. Kota/kabupaten ini adalah sebagian dari 330 kota/kabupaten yang ditargetkan mengikuti program ini hingga tahun 2014 nanti. Kota/kabupaten itu adalah:
1. Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali
2. Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali
3. Kabupaten Serang, Provinsi Banten
4. Kabupaten Bantul, Provinsi DIY
5. Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DIY
6. Kota Sleman, Provinsi DIY
7. Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat
8. Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat
9. Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat
10. Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat
11. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah
12. Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah
13. Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah
14. Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah
15. Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah
16. Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah
17. Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah
18. Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah
19. Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur
20. Kota Probolinggo, Provinsi Jawa Timur
21. Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur
22. Kota Malang, Provinsi Jawa Timur
23. Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat
24. Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat
25. Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat
26. Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan
27. Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur
28. Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur
29. Kabupaten Aceh Barat, Provinsi NAD
30. Kabupaten Aceh Timur, Provinsi NAD
31. Kota Langsa, Provinsi NAD
32. Kota Lhoksumawe, Provinsi NAD
33. Kota Mataram, Provinsi NTB
34. Kota Solok, Provinsi Sumatera Barat
35. Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat
36. Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan
37. Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan
38. Kota Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan
39. Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara
40. Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara
41. Kota Tebing Tinggi, Provinsi Sumatera Utara
Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) nantinya akan mendukung setiap kabupaten/kota dan provinsi yang termasuk dalam program PPSP tersebut dengan menyediakan satu orang tenaga fasilitator dan staf pendukungnya di setiap kabupaten/kota dan provinsi sesuai dengan kondisi dukungan pendanaan yang ada. Pemerintah daerah akan difasilitasi untuk bisa menyusun strategi sanitasi kota (SSK) secara mandiri.
Program yang berlangsung 2010-2014 ini berjalan sesuai dengan tiga target pembangunan sanitasi, yaitu:
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan pada tahun 2014;
2. Penanganan sampah melalui pengurangan timbulan dari sumber dan penerapan sistem sanitary landfill untuk TPA dengan prioritas di 240 kota;
3. Pengurangan genangan air di sejumlah kota/kawasan perkotaan seluas 22.500 Ha.
Melalui program ini diharapkan hingga tahun 2014 setidaknya 160 kota di antaranya telah mengimplementasikan strateginya di samping pelaksanaan pembangunan sanitasi yang sedang berjalan secara paralel
Read the story >

Proses inovatif

Beberapa petunjuk untuk mencapai penerimaan suatu ide:
1. Jabarkan ide baru tersebut secara terperinci dan lengkap
2. Catatlah keuntungan-keuntungan potensial bila ide baru tersebut dipergunakan
3. Usahakan agar ide baru tersebut mudah dimengerti
4. Bicarakan ide baru tersebut dengan beberapa orang, untuk mengetahui kelemahan- kelemahan yang perlu diperbaiki
5. Sajikan rencana yang diperbaiki pada waktu yang tepat
Read the story >

Proses kreatif

Minggu, 20 Maret 2011
Langkah-langkah penciptaan ide:
1. Kembangkan sikap yang menguntungkan bagi produksi ide (ideation)
2. Kembangkan sesitivitas (kepekaan) problem
3. Persiapkan diri dengan mengumpulkan bahan-bahan mentah yang diperlukan (pengetahuan, ide-ide lain, pengalaman)
4. Terapkan kelancaran ide (idea fluency)
5. Usahakan agar terjadi “inkubasi” atau bekerjanya pikiran di bawah sadar
6. Usahakan timbulnya iluminasi ide baru (pada waktu yang tidak diduga)

Beberapa saran praktis untuk mencapai kelancaran ide:
1. Buat catatan-catatan
2. Cari waktu (yang tepat) untuk menjadi kreatif
3. Perkembangkan sikap ingin tahu dan sikap ingin bertanya
4. Manfaatkan kaitan-kaitan ide
5. Rubah bentuk yang ada (dengan cara mengatur kembali, mensubstitusi, menambahkan, mengurangi, atau mengalihkan)
6. Ambil manfaat dari pencatatan sifat-sifat (attribute listing)
7. Gunakan teknik “memproduksi ide dalam waktu singkat” (brain storming technique) atau teknik hubungan bebas (free association technique)
8. Baca juga apa yang “tersirat” (bukan hanya yang “tersurat”)
9. Tempatkan diri pada posisi orang lain
10. Manfaatkan kejadian-kejadian yang tidak diduga
Read the story >

Jenis-jenis pemikiran menurut G.R. Terry

Sabtu, 19 Maret 2011
Pemikiran kreatif : Membenamkan secara mendalam problem tertentu dalam alam pikiran kita, kemudian memvisualisasikannya dengan jelas setelah direnungkan, yang ditujukan ke arah perumusan sebuah ide atau konsep yang baru

Pemikiran kausatif :Menekankan pembentukan kejadian-kejadian dan hasil-hasil masa yang akan datang, bukan menunggu sampai nasib menentukannya.

Pemikiran induktif : Penguraian yang didasarkan atas macam-macam hal khusus menuju ke arah sebuah prinsip atau kesimpulan umum

Pemikiran deduktif : Kesimpulan-kesimpulan umum menuju ke arah ide-ide khusus.
Pemikiran untuk memecahkan masalah (problem solving): Mengumpulkan fakta-fakta tentang situasi tertentu, kemudian menetapkan problem yang dihadapi, lalu menganalisa dan mengevaluasi fakta-fakta secara logis, agar menemukan hubungan-hubungan yang penting antara mereka, dan akhirnya dicari pemecahan atas problem tersebut.
Read the story >

Prinsip etika

Jumat, 18 Maret 2011
Etika tepat, dalam bidang manajemen mengharuskan seorang manajer bersikap jujur terhadap dirinya sendiri, dan terhadap masyarakat, dan berhubungan dengan pihak lain secara terhormat, seperti halnya ia sendiri ingin diperlakukan

Kreativitas dan perencanaan

Kreativitas berhubungan dengan penciptaan ide-ide, melakukan inovasi dengan pererapan ide-ide. Dipandang dari sudut manajerial, kreativitas saja tidak cukup, ide perlu diimplementasi (memanfaatkan ide-ide dalam rencana-rencana manajerial).
Read the story >

Pertimbangan – Pertimbangan Addisional dan Hubungan – Hubungannya dengan Etika dan Kreativitas

Kamis, 17 Maret 2011
Pola-pola perencanaan
Satisficing (mempertahankan cara-cara kerja yang lazim dilakukan)
Optimizing (mengoptimalisasi)
Adaptivizing (mengadaptasi)

Beberapa konsep dalam bidang perencanaan
Perencanaan harus mendahului pelaksanaan fisik sesuatu tindakan. Lebih baik merumuskan sebuah rencana yang akan kita lakukan, sebelum kita melakukannya.
Dalam tindakan-tindakan ada waktu yang tepat.
Ada elemen waktu dalam konsepsi pertahapan dari banyak rencana.
Jangka waktu pada suatu rencana harus cukup lama untuk memenuhi komitmen-komitmen manajerial (recovery cost).

Prinsip-prinsip, fakta-fakta, dan perencanaan
Untuk dapat menyusun sebuah rencana yang efektif, orang perlu mencapai semua fakta-fakta penting yang tersedia, kemudian menghadapi fakta-fakta tersebut dan memasukkan ke dalam rencana, tindakan-tindakan yang diharuskan oleh fakta-fakta tersebut.

Kerugian-kerugian perencanaan
Perencanaan manjadi terbatas karena kurang tepatnya keterangan-keterangan dan fakta-fakta masa yang akan datang
2. Memerlukan biaya besar
3. Ada penghalang-penghalang psikologis
4. Mematikan inisiatif
5. Menyebabkan terlambatnya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan dalam keadaan darurat
Kadang-kadang direncanakan secara berlebihan oleh para perencana
7. Memiliki nilai praktis yang terbatas

Hubungannya dengan etika
Perencanaan dipengaruhi oleh etika pihak perencana. Perencanaan dipengaruhi oleh apa yang dianggap benar oleh perencana, dan apa yang dianggapnya sebagai tindakan yang tepat dalam keadaan tertentu.

Standard-standart etis yang diikuti oleh seorang manajer membantu mendeterminasi etika perusahaannya. Patokan kelakuan seorang manajer mempengaruhi kelakuan etis atau kelakuan non-etis yang akan diikuti
Etika intern  etika di dalam lingkungan sebuah perusahaan

Etika ekstern  etika perusahaan yang bersangkutan dengan perusahaan lain, dengan para konsumen, dengan para leveransir, dan dengan badan-badan pemerintah
Read the story >

Mengimplementasi Perencanaan Manajemen

Rabu, 16 Maret 2011
Langkah-langkah pokok dalam bidang perencanaan
1. Jelaskan problem yang bersangkutan
2. Usahakan untuk mencapai keterangan-keterangan tentang aktivitas-aktivitas yang akan dilaksanakan
3. Analisia dan klasifikasi keterangan-keterangan yang diperoleh
4. Tetapkan premis-premis perencanaan dan penghalang-penghalang terhadapnya
5. Tentukan rencana-rencana alternatif
6. Pilih rencana yang diusulkan
7. Tetapkan urutan-urutan dan penetapan waktu secara terperinci bagi rencana yang diusulkan tersebut
8. Laksanakan pengecekan tentang kemajuan rencana yang diusulkan

Pertanyaan dasar (5W+1H) dalam bidang perencanaan menurut George R. Terry :
What  Tindakan apa yang harus dilaksanakan ?
Why  Mengapa hal tersebut harus dilaksanakan ?
Where  Dimana hal tersebut akan dilaksanakan ?
When  Kapan hal tersebut akan dilaksanakan ?
Who  Siapa yang akan melaksanakannya ?
How  Bagaimana hal tersebut akan dilaksanakan ?

Pihak yang melaksanakan tindakan perencanaan
Kemungkinan pertama  seorang manajer melaksanakan perencanaannya sendiri
Kemungkinan kedua  manajer melakukan perencanaan, tetapi perencanaan dilaksanakan dengan memanfaatkan saran-saran dari para rekan

Kemungkinan ketiga  manajer menyajikan garis besar rencana-rencana kepada pihak bawahan, lalu pihak bawahan melengkapi hal-hal detailnya

Kemungkinan keempat  para bawahan menyusun rencana dan menyerahkannya kepada pihak manajer untuk disetujui
Read the story >

PENERAPAN ETIKA PERENCANAAN PADA KAWASAN WISATA (Studi Kasus di Kawasan Agrowisata Salak Pondoh, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta)

Selasa, 15 Maret 2011
Abstract Tourism stakeholder comprises of four groups, namely: government, community,
private-sector, and tourists. Government paly the role in tourism planning, while community and
private-sector involve in forms of business/entrepreneur, and tourists through their interest and
travel motives. Planning document is resulted, such as policies, regulations, feasability study,
development plan, detailed layout plan, and tourism destination and site plan. This paper
focuses on planning principles based on considerations of scarcity, nature/originality,
uniqueness, labor intense, land-use optimization, welfareness, and equity. Salak Pondoh
agrotourism area is an example of the implementation of this planning principles, and a model
for other tourism planners and decision makers. Kata kunci: kawasan wisata,
perencanaan, salak pondoh.
1
Read the story >

peta tematik wilayah gorontalo

Senin, 14 Maret 2011








Read the story >

Tidur Menurut Tuntunan Rasulullah

Minggu, 13 Maret 2011
Abu Abdillah Al-Alsari
16 Mei 2004
Pembaca yang dirohmati Allah, kita lanjutkan kembali pembahasan adab-adab Islam menurut As-Sunnah. Pada edisi yang lalu kita telah membahasadab yang berkaitan tentung makan dan minum, membaca Al Qur'an, adab di masjid dan adab buang hajat. Pada edisi kali ini kami akan jelaskan tentang adab tidur menurut tuntunan Rusulullah. Kemudian sebagai amanat ilmiah penulis sampaikan bahwa makalah ini disarikan dari kitab "Kitabul Adab" karya Syaikh Fu'ad bin Abdul Aziz As-Syalhub dengan tambahan referensi lainnya yang mendukung. Semoga bermanfaat.
I. TIDUR SEBUAH TANDA KEKUASAAN ALLAH
Allah ber rman.:
Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu diwaktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. (QS. Ar-Ruum: 23).
Allah juga ber rman: Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat. (QS. An-Naba': 9).Imam Ibnu Katsir berkata:
 Disalin dari majalah Al Furqon 05/III hal 38 - 41.1
"Yaitu termasuk tanda-tanda kekuasaan-Nya Allah menjadikan sifat tidur bagi kalian diwaktu malam dan siang, dengan tidur, ketenangan dan rasa lapang dapat tercapai dan rasa lelah serta kepenatan dapat hilang". 1

II. ADAB TIDUR

1. Anjuran Qoyluulah Berkata Ibnu Atsir: "Qoyluulah adalah istirahat di pertengahan siang walaupun tidak tidur". 2 Berdasarkan hadits: Dari Sahl Bin Sa'd dia berkata: "Tdaklah kami qoyluulah dan makan siang kecuali setelah shalat jum'at". 3 Juga Rasulullah bersabda: "Qoyluulah kalian sesungguhnya syaithon tidak qoyluulah". 4 Al-Ha zh Ibnu Hajar berkata: "Hadits diatas menunjukkan bahwa qoyluulah termasuk kebiasaan para sahabat Nabi setiap harinya". 5 
2. Tidur di awal malam
Rasulullah adalah teladan bagi setiap muslim, maka barang siapa yang memperhatikan tidurnya, niscaya dia akan mendapati bahwa tidumya beliau paling sempurna dan paling bermanfaat bagi tubuh. Beliau tidur diawal malam dan bangun diawal sepertiga malam. Sahabat mulia Ibnu Abbas pernah bertutur: "Suatu ketika aku pernah bermalam dirumah bibiku Muimunah untuk melihat bagaimana shalatnya Rusulullah, beliau berbincang sejenak bersama istrinya, kemudian tidur". 

1Tafsir Ibrur Katsir 3/402.
2Nihayah Fi Ghoribil Hadits 4/133.
3HR. Bukhari 939 dan Muslim 859.
4HR. Abu Nu'aim dalam At-Thib: 12/1, Thabrani dalam Al-Ausath: 2725, dihasankan oleh AlAlbani
dalam As-Shahihah: 1647.
5Fatliul Bari: 11/ 83.
6HR. Muslim: 763.2

3. Dibencinya tidur sebelum lsya’ dan ngobrol setelahnya.
Berdasarkan hadits:
Dari Abu Barzah bahwasanya Rasulullah membenci tidur sebelum isya' dan bercakap-cakap setelahrtya. 7
Al-Ha zh lbnu Hajar berkata:
"Dibencinya tidur sebelum Isya' karena dapat melalaikan pelakunya dari shalat isya' hingga keluar waktunya, adapun bercakapcakap setelahnya yang tidak ada manfaatnya-pent, dapat meyebabkan tidur hingga shalat shubuh dan luput dari shalat malam". 

Kemudian Al-Ha zh menegaskan bahwa larangan bercakap-cakap setetah Isya' dikhususkan pada percakapan yang tidak ada manfaat dan kebaikan didalamnya. 
Adapun percakapan yang bermanfaat maka tidaklah termasuk dalam larangan ini, sebagaimana diterangkan dalam sebuah riwayat bahwasanya Nabi bersama Abu Bakar pernah bercakap-cakap hingga larut malam karena urusan kaum muslimin.
4. Menutup pintu, mematikan api dan lampu Berdasarkan hadits:
Dari Jabir Bin Abdullah bahwasanya Rasulullah bersabda:
"Matikanlah lampu-lampu diwaktu malam jika kalian hendak tidur, dan tu-
tuplah pintu-pintu, bejana serta makanan dan minuman kalian. 11
Juga berdasarkan hadits:
Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah bersabda: "Janganlah kalian meningalkan
api yang menyala ketika kalian tidur". 12
Imam Al-Qurthubi berkata:
7HR. Bukhari 568 dan Muslim: 647.
8Fathul Bari 1/278.
9Fathul Bari 1/278.
10HR. Tirmidzi 169, Ahmad 1115, dishahihkan oleh AI-Albani dalam As-Shahihah, 2781.
11HR. Bukhari 6296 dan Muslim 2012.
12HR. Bukhari 6293.
3
"Berdasarkan hadits ini apabila seseorang tidur sendirian sedangkan api
masih menyala di dalam rumahnya hendaklah ia mematikan terlebih dahu-
lu sebelum tidur, demikian pula apabila di dalam rumah terdapat beberapa
orang hendaklah orang yang terakhir yang melakukannya, maka barang siapa
yang meremehkan hal ini sungguh dia telah menyelisihi sunnah!". 13
Ibnu Daqiq Al-`Ied berkata:
"Perintah menutup pinto sebelum tidur, di dalamnya terdapat kebaikan
duniawi dan ukhrowi yaitu menjaga diri dan harta dari orang-orang yang
hendak berbuat jahat, terlebih lagi dari syaithon". 14
Perhatian: Perintah mematikan api dan lampu sebelum tidur merupakan tindakan pre-
ventif sebelum terjadt kebakaran, apabila aman dan kebakaran -seperti keadaan lampu-
lampu masa kini-Pent maka tidaklah mengapa menghidupkannya. 15
5. Berwudhu
Berdasarkan hadits:
Dari Baro' Bin 'Azib bahwasanya Rasulullah bersabda: "Apabila kalian
hendak mendatangi tempat tidur, maka berwudhulah seperti wudhu kalian
untuk shalat". 16
Imam Nawawi berkata:
"Hadits ini berisi anjuran berwudhu ketika hendak tidur, apabila seseorang
telah mempunyai wudhu maka hal itu telah mencukupinya, karena maksud
dari itu semua adalah tidur dalam keadaan suci khawatir maut menjemput-
nya seketika itu, maksud yang lain dengan berwudhu dapat menjauhkan diri
dari gangguan syaithon dan perasaan takut ketika tidur". 17
13Fathul Bari 11/103.
14Fathul Bari 11/104.
15Lihat Syarah Shahih Muslim 13/163.
16HR. Bukhari 247 dan Muslim 2710.
17Syarah Shahih Muslim 17/197.
4
6. Mengebuti tempat tidur
Berdasarkan hadits:
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: "Apabila salah se-
orang diantara kalian hendak tidur maka kebutilah tempat tidurnya dengan
ujung sarungnya, karena sesungguhnya dia tidak tahu apa yang akan menim-
pa padanya". 18
Faidah hadits:
1. Sunnahnya mengebuti tempat tidur sebelum tidur. 19
2. Hendaklah mengebutinya tiga kali. 20
3. Membaca 'Bismillah' ketika mengebutinya sebagaimana hadits riwayat Muslim no.
2714.
4. Bagi orang yang bangun dari tempat tidurnya kcmudian kembali lagi, maka dian-
jurkan untuk mengebutinya kembali. 21
7. Larangan tidur satu selimut Berdasarkan hadits:
Dari Abu Said Al-Khudri dari bapaknya bahwasanya Rasulullah bersabda:"Janganlah pria melihat aurat pria yang lain dan janganlah seorang wanita melihat aurat wanita yang lain, dan janganlah pria berkumpul dengan pria lain dalam satu selimut, dan janganlah wanita berkumpul dengan wanita lain dalam satu selimut".
8. Berbaring Kesisi Kanan
Imam Ibnul Qoyyim berkata:
18HR. Bukhari 6320 dan Muslim 2714.
19Syarah Shahih Muslim 18/201.
20Fathul Bari 1 I/ /52.
21sebagaimana hadits riwayat Tirmidzi. 3410, dishahihkan oleh AI-Albani dalam; Kalim Thoyyib:
3410.
22HR. Muslim 339 dan Tirmidzi 2793.
5
"Adalah Nabi tidur dengan berbaring kekanan dan beliau meletakkan tangannya yang kanan dibawah pipinya yang kanan".Rasulullah bersabda: Apabila kalian hendak mendatangi tempat tidur, maka berwudhulah seperti
wudhu kalian untuk shalat kemudian berbaringlah kesisi kanan!Sahabat Mulia Hudzaifah berkata:
"Adalah Nabi apablla tidur beliau meletakkan tangannya di bawah pipinya".

Imam Ibnul Jauzy berkata:
"Keadaan tidur seperti ini sebagaimana ditegaskan oleh pakar kedokteran
merupakan keadaan yang paling baik bagi tubuh". 26
9. Membaca Ayat AI-Qur’an
Dianjurkan bagi setiap orang yang hendak tidur untuk membaca ayat-ayat AI-Qur'an terlebih dahulu, diantaranya:
1. Membaca Ayat kursi, berdasarkan hadits tentang kisah Abu Hurairah yang diajari oleh syaithon ayat kursi kemudian dia berkata: "Jika engkau membacanya, maka Allah senanriasa akan menjagamu dan
syaithon tidak akan mendekatimu hingga pagi." 27
2. Membaca surat Al-lkhlas, AI-Falaq, An-Naas, berdasarkan hadits A'isyah dia
berkata:
23Zaadul Ma'ad 1/150.
24HR. Bukhari 247 dan Muslim 2710.
25HR. Bukhari: 6314, Ahmad 3/5, Abu Dawud: 5045.
26Farhul Bari 11/132.
27HR. Bukhari 2311.
6
"Adalah Rasulullah apabila hendak tidur beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu meniupnya seraya membaca surat Al-lkhlas, Al-Falaq, An-Naas, kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangannya kebagian tubuh yang bisa diusap, dirnulai dari kepala, wajah dan bagian tubuh lainnya sebanyak tiga kali ".
3. Membaca Dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, berdasarkan hadits:
Dari Abu Mas'ud Al Badriyyi bahwasanya Rasulullah bersabda: "Dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah barang siapa yang membacanya diwaktu malam maka akan mencukupinya".
10. Membaca Do’a
Banyak sekali do'a sebelum tidur yang telah diajarkan Nabi dtantaranya: "Yaa Allah dengan menyebut nama-Mu aku mati dan hidup"."Yaa Allah... aku berserah diri kepada-Mu, aku serahkan segala urusanku
kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu karena mengharap dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat bersandar dan tempat menyelamatkan kecuali kepada-Mu, Yaa Allah... aku beriman kepada kitabMu yang telah engkau turunkan dan kepada NabiMu yang telah engkau utus", maka jika engkau meninggal pada malam harinya sungguh engkau meniggal dalam keadaan throh dan jadikanlah do'a tersebut akhir yang engkau ucapkan.
11. Apa yang harus dilakukan jika bermimpi?
Dari Abdullah Bin Abu Qotadah bahwasanya Rasulullah bersabda:
"Mimpi yang baik adalah dari Allah, sedamgkam mimpi yang buruk dari
syaithon, maka apabila salah seoratg diantara kalian mimpi buruk hendak-
lah ia meludah kearah kiri dan mohonlah perlindumgan kepada Allah dari
kejelekannya, sesungguhnya hal itu tidak akan memadhorotinya". 32
28HR. Bukhari 5017, Abu Dawud 5056 dan Tirmidzi 3406.
29HR. Bukhari 4008 dan Muslim 807.
30HR. Bukhari 6312, Abu Dawud 5049, Tirmidzi 3417 dan Ibnu Majah 3880.
31HR. Bukhari 247 dan Muslim 2710.
32HR. Bukhari 3292 dan Muslim 2261.
7
Faidah hadits:
1. Mimpi ada dua macam: baik dan buruk, mimpi yang baik adalah dari Allah sedangkan mimpi yang buruk dari syaithon.
2. Apabila bermimpi baik hendaklah ia memuji Allah dan menceritakannya kepada orang yang menyukai 
3. Sebalknya apabi Ia bermimpi burns maka hendaklah in memohon perlindungan kepada Allah, kemudian meludah kearah kiri sebanyak tiga kali, bepindah tempat, shalat dua rakaat dan janganlah ia menceritakan kepada seorangpun.
12. Dibencinya tidur telungkup Berdasarkan hadits:
Dari Tikhfah Al-Ghifari dia berkata: Suatu ketika tatkala aku tidur didalam mesjid, tiba-tiba ada seorang yang
menghampiriku, sedangkan aku dalam keadaan tidur terlungkup, lalu dia membangunkanku dengan kakinya seraya berkala: Bangunlah! Ini adalah bentuk tidur yang dibenci Allah, maka akupum mengangkat kepalaku ternyata beliau adalah Nabi.
Berkata Syaroful Haq 'Azhim Abadi:
"Berdasarkan hadits inI, bahwa tidur telungkup diatas perut adalah dilarang, dan itu adalah bentuk tidurnya syaithon".
13. Dibencinya tidur diatas rumah tanpa penutup
Berdasarkan hadits: Dari Ali Bin Syaiban bahwasanya Rasulullah: bersabda: Barang siapa yang tidur diatas rumah tanpa penutup/penghalang maka sungguh telah terlepas darinya penjagaan".

33Syarah Shahih Muslim 15/420.
34Fathul Bari 12/463.
35Lihat Fathul Bari I2/463, Syarah Shahih Muslim 15/421.
36HR. Bukhari dalam Adab Mufrod 1187, Tirmidzi 2768, Ibnu Majah 3723, dishahihkan oleh Al-Albani
dalam Shahih Adab Mufrod 905, lihat Al-Misykah 4719.
37'Aunul Ma'bud 13/261.
38HR. Bukhari dalam Adab Mufrod 1192, Abu Dawud 5041. Ahmad 5/79, dishahihkan oleh Al-Albani
dalam As-Shahihah 828. lihat pula Shahih adab Mufrod 908.

14. Do’a ketika bangun tidur
Ketika bangun dari tidur hendaklah kita berdo'a: "Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setetah sebelumnya mematikan kami dan hanya kepadaNya kami akan dibangkitkan ".
Demikianlah pembahasan kita kali ini, akhirmya kita memohon kepada Allah tau k dan hidayah-Nya agar tetap istiqomah dialas jalan-Nya. Amiin. Wallahu A'lam, HR. Bukhari 6312, Abu Dawud 5049, Tirmidzi 3417, Ibnu Majah 3880.
Didownload dari: http://www.vbaitullah.or.id
Read the story >

Entri Populer

tempat iklan
Grab this Widget ~ Blogger Accessories
 
bottom